Rio Dewanto : “Saya Akan Kawal Penuh Penyelesaian Konflik Agraria di Mekar Jaya, Langkat”

Konferensi Pers Rio Dewanto

JAKARTA. Aktor Rio Dewanto didampingi tim kuasa hukumnya Aris Marasibessy and Partner dan Ketua Departemen Polhukam Badan Pelaksana Pusat (BPP) Serikat Petani Indonesia (SPI) Indra Sago menggelar konferensi pers terkait penggusuran dan kekerasan terhadap petani anggota SPI di Mekar Jaya, Langkat, Sumatera Utara, di Jakarta, kemarin sore (30/11).

Dalam konferensi pers yang dilaksanakan di kedai kopi “Filosofi Kopi” ini, Rio menyampaikan dukungannya atas perjuangan mempertahankan lahan yang dilakukan oleh petani SPI Mekar Jaya.

“Dengan terjadinya konflik agraria di Desa Mekar Jaya, Langkat, masih ada hak asasi petani yang belum terpenuhi. Saya dan pengacara saya akan mengawal, jika diperlukan saya bersedia ke Langkat untuk memulihkan psikologis petani pasca bentrok kemarin,” kata Rio berkomitmen.

Rio yang juga memiliki usaha kedai kopi menjelaskan, salah satu filmnya yang berjudul “Filosofi Kopi” – yang diangkat dari novel karangan Dewi Lestari – menjelaskan bahwa kopi tidak akan ada tanpa petani.

“Dari saya, ingin sekali pemerintah berpihak kepada petani. Konflik agraria sebetulnya masih banyak terjadi di Indonesia ini, melihat kejadian di Langkat, itu tindakan aparat yang represif dan begitu berlebihan,” imbuhnya.

Rio juga menawarkan tim kuasa hukumnya untuk membantu para petani jika dibutuhkan.

“Posisi saya ini mendukung dan mengawal petani Indonesia. Petani Indonesia lebih mengerti mengelola agraria di Indonesia. Saya ingin mengawal dan membantu mereka menyelesaikan konflik ini,” ujarnya.

“Saya juga berterimakasih atas kehadiran rekan-rekan wartawan yang hadir hari ini dan memberitakan konflik agraria seperti di Mekar Jaya, Langkat,” tambahnya.

sago-indra-rio-dewanto

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Ketua Departemen Polhukam BPP SPI Indra Sago menyampaikan, petani SPI sangat mengapresiasi dukungan dari aktor kebanggaan Indonesia, Rio Dewanto.

“Dukungan dari Mas Rio Dewanto sangat berarti bagi saudara-saudara kami petani SPI di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Kami sangat mengapresiasinya,” tutur Sago.

Sago menambahkan, perkembangan terakhir di Desa Mekar Jaya saat ini adalah aparat dan alat berat sudah ditarik total dari sekitar lahan dan pemukiman warga. Hal ini menyusul dialog langsung di lahan dengan Kantor Staf Presiden, Komisi A DPRD Sumatera Utara, pihak BPN (Badan Pertanahan Nasional), PT LNK, Kapolres Langkat, dan pihak terkait lainnya.

“Meski demikian kondisi psikologis petani di Mekar Jaya masih trauma, apalagi melihat tanaman-tanaman yang jadi sumber penghasilan dan makanan sehari-hari sudah rata dengan tanah, setidaknya ada sekitar 232 hektar lahan yang diratakan dengan tanah. Jadi salah satu hal mendesak saat ini adalah bagaimana mencukupi kebutuhan pangan petani di sana. Biasanya mereka makan dari tanaman yang mereka tanam, nah sekarang sudah rata semua dengan tanah. Tanaman yang siap panen dan siap jual agar duitnya dibelikan kebutuhan pokok juga ikut rata dengan tanah,” papar Sago.

“Untuk listrik, alhamdulillah dua hari setelah dialog sudah tersambung lagi,” tambahnya.

ARTIKEL TERKAIT
Petani SPI Mengikuti Pertemuan Petani Benih Sedunia
Dialog Media: WEF Tidak Pro Rakyat
Perjuangan petani sembalun membangun kemandirian
Kaum Tani Harus Bersatu Untuk Menghadapi Persoalan Agraria
BERIKAN KOMENTAR ...

INFO TERBARU