18 Tahun SPI, Bangun dan Perkuat Koperasi Tani

18 tahun spi

JAKARTA. Serikat Petani Indonesia (SPI) tahun ini memasuki usianya yang ke-18. Tepat 18 tahun lalu, 8 Juli 1998 SPI didirikan oleh pejuang tani di Desa Lobu Roppa, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Kini SPI menjelma menjadi organisasi massa petani terbesar di Indonesia.

Ketua Umum SPI Henry Saragih menyampaikan, sebagai organisasi tani yang dibangun dari perjuangan kaum tani, usia 18 tahun sudah cukup lama dalam perjuangkan petani. SPI berjuang mulai dari level desa sampai tingkat nasional dan internasional.

“Perjuangan soal tanah, soal reforma agraria, SPI telah mereklaiming ratusan ribu hektar lahan di berbagai wilayah di Indonesia, dan berhasil membangun kehidupan di atasnya,” tutur Henry di Jakarta pagi ini (08/07).

Henry melanjutkan, SPI juga telah melakukan transformasi model pertanian dari konvensional yang masih bergantung kepada input kimia ke pertanian agroekologis yang alami dan ramah lingkungan.

“SPI sudah melakukan konservasi benih-benih lokal, yang jadi andalan untuk pertanian,” tuturnya.

Di tingkat nasional, Henry melanjutkan, SPI akan terus mendesak pemerintah untuk merealisasikan reforma agraria, mendistribusikan sembilan juta hektar lahan kepada petani tak bertanah.

“Di level internasional, bersama La Via Campesina (organisasi petani dunia, red), kita akan tetap intensif mengawal penyusunan deklarasi Hak Asasi Petani di Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss. Semoga tahun depan, tahun 2018 sudah jadi deklarasi internasional,” paparnya.

Henry menyampaikan, di level basis SPI bertekad untuk membangun dan memperkuat koperasi-koperasi tani.

“Setelah tanah didapat, benih dikuasai, model pertanian diubah, saatnya untuk memperkuat kelembagaan usaha produksi petani. Membangun dan memperluas koperasi untuk mengelola usaha-usaha petanu kita, ini bagian yang sangat penting untuk memperkuat ekonomi,” terangnya.

“Tahun ini SPI mencanangkan untuk membangun ribuan koperasi di anggota kita,” sambungnya.

Henry menambahkan SPI tetap akan memperkuat keorganisasiannya dari tingkat basis hingga nasional, agar bisa desak pemerintah untuk laksanakan reforma agraria.

“Yang pasti kita akan membangun dan memperkuat koperasi sebagai soko guru kekuatan ekonomi Indonesia. Tanpa koperasi yang kuat, ekonomi rakyat tidak akan berkembang,” tambahnya.

“Apalagi koperasi tidak ditegakkan, kesenjangan ekonomi akan terus meluas, korporasi-korporasi akan mengambil alih semua sektor kehidupan,” tutupnya.

ARTIKEL TERKAIT
Berita Foto: Petisi Kedaulatan Pangan Rakyat Indonesia di Sumatera Utara Berita Foto: Petisi Kedaulatan Pangan Rakyat Indonesia di Su...
SPI Sumut Selenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Petani Pere...
Liberalisasi pasar pertanian mengakibatkan krisis harga pangan Liberalisasi pasar pertanian mengakibatkan krisis harga pang...
Cover Pembaruan Tani Juni 2013 Menanam Bibit Benih Perjuangan
1 KOMENTAR
  1. khaerul sukarno berkata:

    Numpang tanya apa disetiap kab sudah ada perwakilanya

BERIKAN KOMENTAR ...

INFO TERBARU