DENPASAR. Serikat Petani Indonesia (SPI) bersama seratusan anggota gerakan masyarakat sipil se-Indonesia melaksanakan aksi menyikapi KTT ASEAN ke-19, KTT ASEAN Plus, dan KTT Asia Timur di Denpasar, Bali, tadi pagi (18/11). Aksi dimulai dengan melakukan orasi di Lapangan Parkir Timur Renon, dan selanjutnya menuju Kantor Konsulat Amerika di Jalan Hayam Wuruk No 1, Denpasar.
Henry Saragih, Ketua Umum SPI menyampaikan bahwa KTT ASEAN ke-19 yang sedang berlangsung di Nusa Dua-Bali tidak mendukung kedaulatan regional ASEAN umumnya dan Indonesia khususnya.
“Seluruh potensi baik pertanian, perikanan, kehutanan ada di Indonesia dan kawasan ASEAN. Jadi mengapa kita harus tergantung kepada Amerika dan Eropa. Kami menilai seluruh kesepakatan yang dihasilkan dalam KTT ASEAN ke-19 tersebut sangat pro Amerika dan Eropa, bukan sebaliknya,” ungkap Henry.
Henry yang juga Koordinator Umum La Via Campesina (Gerakan Petani Internasional) juga menyebutkan bahwa KTT ASEAN hanya akan semakin memuluskan langkah Amerika Serikat, Cina dan Uni Eropa untuk melakukan perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan negara-negara di ASEAN, khususnya Indonesia.
“FTA telah terbukti menyengsarakan petani kecil di Indonesia. Kita tentu masih ingat petani bawang dan petani kentang kita yang terpuruk akibat importasi dari luar negeri. Seharusnya negara-negara ASEAN bersatu padu, saling bahu membahu dan bekerjasama untuk menyelesaikan masalah di kawasan regionalnya, bukan malah menjual kedaulatannya ke negara-negara maju,” tutur Henry.
“Kami khawatir kedaulatan Indonesia dan negara ASEAN semakin habis oleh kekuatan kapitalis yang menggunakan modal dan kekuatan militernya untuk mengintervensi negara-negara ASEAN. Kami menuntut agar negara-negara di ASEAN lebih berdaulat,” tambah Henry.
Sementara itu, I Wayan Suardana dari WALHI Bali menyebutkan bahwa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai lebih berpihak ke kapitalisme dan tidak berpihak kepada masyarakat bawah.
“Kami ingin menyuarakan aspirasi rakyat agar didengar para pemimpin ASEAN, jangan sampai mereka diintervensi kekuatan kapital Amerika Serikat,” imbuhnya.
Satu hari sebelumnya, SPI dan puluhan ormas se-Indonesia telah menghasilkan sebuah deklarasi bersama yang ditujukan untuk negara-negara ASEAN agar bisa membangun kedaulatan regional tanpa intervensi pihak mana pun.