SUMBAR. Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Serikat Petani Indonesia Sumatera Barat melalui Task Force Solidaritas Gempa Sumatera Baratnya bekerjasama dengan elemen masyarakat Sumatera Barat menggelar malam renungan gempa 30 September. Acara yang diselenggarakan pada 28 Oktober ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menata kembali watak dan kemandirian masyarakat Sumatera Barat yang sempat terkikis oleh gempa yang lalu. Penanganan pasca gempa harus berbasiskan pada nilai-nilai adat dan budaya dan bukan hanya by project seperti yang dilakukan oleh NGO umumnya. Secara khusus acara ini juga ingin menyuarakan kepentingan para kaum petani yang seolah-olah tenggelam dan dipinggirkan dalam proses penanganan gempa. Padahal kaum petani adalah mayoritas korban karena domisili mereka yang tinggal di daerah pedesaan.
Dalam acara yang dimulai pada pukul 8 malam ini, DPW SPI Sumatera Barat mendirikan stand yang menyediakan aneka makanan kecil khas rakyat. SPI juga menampilkan foto-foto dan lukisan anak-anak di lokasi gempa. Foto yang diambil adalah foto kehancuran saluran irigasi dan keringnya sawah di pelosok sumatera barat, yang akan mengakibatkan kerawanan pangan. Sedangkan lukisan anak-anak korban gempa merupakan hasil kreativitas para relawan Task Force SPI di lapangan yang melakukan interaksi dengan anak-anak korban gempa. Para relawan ini mendirikan taman bacaan seadanya dan mengajak anak-anak menggambar untuk sedikit melupakan sedikit trauma yang ada pada mereka. Para relawan Task Force SPI ini juga membacakan puisi hasil kreasi dari anak-anak korban gempa di Nagari Sarang Gagak, Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman.
Acara ini sendiri merupakan acara perdana yang dilakukan di taman budaya yang langsung mengekspresikan kondisi Sumatera Barat di waktu gempa dan berharap adanya masukan arah kebijakan penanganan gempa dengan tidak meninggalkan nilai-nilai budaya masyarakat Minang Kabau. Acara ini setidaknya diikuti oleh 250 orang peserta yang tetap bersemangat meskipun hujan sempat mengguyur bumi Minang pada malam itu.
Acara yang diselenggarakan di Gedung Bundar Taman Budaya Padang ini merupakan kerjasama Serikat Petani Indonesia, Himpunan Pedagang Kaki Lima Pedagang Pasar Raya Padang, FPPI Organ Mahasiswa Universitas Andalas, Fakultas Seni Universitas Negeri Padang, Komunitas Seni Belanak, Dewan Kesenian Sumatera Barat, Jaringan Masyarakat Sipil Sumatera Barat, padepokan seni rumah hitam dari Batam, serta para praktisi dan akademisi yang peduli terhadap kondisi sosial di Sumatera Barat.