DED Pabrik Minyak Makan Merah Diterima KemenKopUKM, SPI Apresiasi Keseriusan Pemerintah Dalam Pembangunan Minyak Makan Merah Berbasis Koperasi

JAKARTA. KemenKopUKM telah resmi menerima Detail Engineering Design (DED) dari tim Pusat Penelitian Kelapa Sawit yang akan menjadi acuan bagi pembangunan pabrik minyak makan merah ke depannya, Senin kemarin (12/09). Dengan diterimanya DED ini, MenKopUKM Teten Masduki optimis hal ini akan mempercepat pembangunan pabrik minyak makan merah agar dapat diluncurkan untuk publik pada Januari 2023.

Menanggapi hal ini, Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih menyampaikan apresiasinya atas keseriusan pemerintah dalam membangun pabrik minyak makan merah berbasis koperasi.

“Apresiasi tinggi kami sampaikan kepada Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dan KemenkopUKM,” katanya dari Medan, Sumatera Utara, pagi ini (14/09).

Henry menyampaikan, berdasarkan riset PPKS yang sudah diamini oleh KemenkopUKM, biaya logistik dari produksi minyak makan merah ini kecil bahkan hampir tidak ada sehingga sangat memungkinkan untuk dibangun di sentra atau di daerah-daerah pedesaan penghasil sawit.

Ketua Umum SPI Henry Saragih (kiri) berdialog dengan petani kelapa sawit di Sumatera Utara

“Tanah-tanah yang sudah direforma agraria, yang sudah petani tanami sawit dan berbuah, tentu mereka memerlukan pabrik kelapa sawit (PKS) sekaligus pabrik minyak makan agar sawitnya bisa diserap dengan harga yang layak. Di sinilah peran koperasi muncul untuk mengelola pks dan pabrik minyak makan merah tersebut. Koperasi membeli sawit dengan harga layak, dan menjual produk turunannya berupa minyak goreng dengan harga terjangkau di tangan konsumen,” paparnya.

“Hadirnya koperasi yang tentunya dikelola juga oleh petani ini tentu saja akan memutus ketergantungan pada korporasi transnasional yang selama ini “mengatur” harga sawit dunia, termasuk Indonesia,” lanjutnya.

Henry melanjutkan, inilah pentingnya pengembangan teknologi pertanian yang difasilitasi pemerintah yang dapat dikembangkan oleh koperasi petani.

“Pabrik minyak makan merah ini berdasarkan riset terukur yang dikeluarkan oleh PPKS, memang ideal untuk dikembangkan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) karena nilai investasi yang lebih kecil dibandingkan pabrik minyak goreng komersial,” lanjutnya.

Henry menambahkan, SPI sebagai salah satu ormas tani terbesar di Indonesia yang anggotanya tersebar di lebih dari 20 provinsi siap bersama pemerintah melalui KemenkopUKM untuk menjalankan dan mensukseskan program minyak makan merah ini.

“Ini adalah upaya solutif KemenkopUKM dalam mengatasi permasalahan dalam persawitan, dan secara tidak langsung mengatasi persoalan pangan, dan salah satu upaya membangun kedaulatan pangan di Indonesia. Koperasi-koperasi SPI siap menjalankannya, insya Allah,” tutupnya.

Kontak selanjutnya :
Henry Saragih – Ketua Umum SPI – 0811 655 668

ARTIKEL TERKAIT
BERIKAN KOMENTAR ...

INFO TERBARU