JENEWA. Pada sesi ke-49 Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berlangsung pada 28 Februari – 1 April 2022, Zainal Arifin Fuad, anggota Komite Koordinasi Internasional La Via Campesina (Gerakan Petani Internasional) menyampaikan intervensinya. Intervensi disampaikan pada bagian ketika, di saat dialog interaktif dengan reporter spesial hak atas pangan PBB (14/03). Intervensi yang disampaikan secara daring ini atas nama gerakan masyarakat global bersama dengan CETIM (Centre Europe Tiers Monde).
Dalam intervensinya, Zainal menyambut baik referensi Deklarasi PBB tentang Hak Asasi Petani dan Masyarakat yang Bekerja di Pedesaan (UNDROP) dan Deklarasi PBB tentang Hak Asasi Masyarakat Adat (UNDRIP). Dia menekankan bahwa kedua deklarasi ini berpusat pada hak atas tanah, benih, dan keanekaragaman hayati, serta hak kolektif yang berlabuh pada prinsip kedaulatan pangan.
“Peran perempuan dalam memilih, membersihkan, dan menyimpan benih itu penting. La Via Campesina telah memperkuat kampanye global bertajuk “Benih: Warisan Rakyat untuk Melayani Kemanusiaan” sejak tahun 2003. Pengalaman penting dari kampanye ini adalah ketika benih diberikan kepada petani laki-laki dan perempuan untuk konservasi, hanya perempuan yang mengembalikan benih dalam waktu yang disepakati,” papar Zainal yang juga menjabat sebagi Ketua Departemen Luar Negeri Dewan Pengurus Pusat (DPP) Serikat Petani Indonesia (SPI) ini.
Dalam kesempatan yang sama, Zainal mendukung rekomendasi dari reporter spesial hak atas pangan PBB, Michael Fakhri. Reporter tersebut menyiapkan dan mempresentasikan kepada sesi ke-49 Dewan HAM PBB ini sebuah laporan tentang benih, hak untuk hidup dan hak-hak petani. Laporan tersebut memberikan kerangka kerja untuk kemajuan hak petani, masyarakat adat dan pekerja serta panduan bagi negara untuk memastikan bahwa sistem benih dunia adalah keanekaragaman hayati dan aman dan memenuhi kewajiban hak asasi manusia.
“La Via Campesina sangat menentang privatisasi benih, manipulasi genetik, kekayaan intelektual, dan segala bentuk perampasan kehidupan. Upaya kolektif untuk menumbuhkan dan melindungi benih dan keanekaragaman hayati harus dipercayakan kepada petani, masyarakat adat, pekerja, dan terutama perempuan dan pemuda,” kata Zainal.
Zainal menutup intervensinya dengan mendesak kepada seluruh negara dan aktor yang terlibat untuk segera mengimplementasikan UNDROP di tiap-tiap negara.