NTP Pangan Meroket Naik, NTP Perkebunan Perlahan Naik

JAKARTA. Tahun 2019 menampakkan kecerahan di bulan pertamanya. BPS melaporkan Nilai Tukar Petani (NTP) Bulan Januari sebesar 103.33 atau mengalami kenaikan 0.16 dari NTP bulan Desember 2018 (103.16). Kenaikan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 0,57 persen, lebih besar dibandingkan dengan kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,41 persen.

Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih menyampaikan, NTP pangan meroket naik di awal 2019.

“NTP pangan di Januari mencapai 107,39. Ini cukup tinggi. Ini berarti kesejahteraan petani tanaman pangan meningkat, dan insya Allah akan terus meningkat ke depannya,” kata Henry di Jakarta pagi ini (06/02).

Sementara itu, meski masih di bawah 100 (nilai impas NTP), NTP perkebunan rakyat mulai perlahan naik.

Henry melanjutkan, meskipun naik NTP perkebunan rakyat belum berada pada posisi yang mensejahterakan karena posisinya yang masih berada di bawah angka 100 yang menjadi standar impas Petani.

“Perkebunan rakyat adalah merupakan subsektor pertanian yang sangat dipengaruhi oleh gejolak harga dunia, sehingga pemerintah diharapkan dapat menjadi peredam agar anjloknya harga tidak sampai pada titik yang fatal,” katanya.

“Kita sadar NTP perkebunan rakyat masih perlu didongkrak meskipun nilainya sudah lebih baik dibandingkan bulan Desember 2018,” lanjutnya.

Henry melanjutkan, SPI mendukung kebijakan pemerintah yang bekerja keras untuk atasi problem ini seperti menyerap karet petani untuk pengaspalan jalan, hingga pembebasan bea ekspor CPO untuk sementara.

Ia menambahkan, inflasi pedesaan mengalami penurunan tajam dari angka 0.58 ke 0.26, namun hal yang perlu menjadi perhatian adalah kenaikan NTP yang tertahan karena inflasi pedesaan tetap tinggi pada komponen kesehatan, kebutuhan sandang dan bahan makanan jadi.

“Meskipun perdesaan dianggap sebagai penghasil bahan mentah industri dan produk pangan, namun di saat yang sama perdesaan juga menjadi konsumen dari barang jadi yang diproduksi di perkotaan. Hal ini dapat disiasati dengan mengalihkan penggunaan dana desa untuk mengembangkan industri perdesaan serta untuk sektor kesehatan agar kondisi ekonomi Pprdesaan menjadi lebih stabil dan aman,” tutupnya.

Kontak Selanjutnya:
Henry Saragih – Ketua Umum SPI – 0811 6556 668

ARTIKEL TERKAIT
BERIKAN KOMENTAR ...

INFO TERBARU