Pemuda Tani SPI Antusias Ikuti Pendidikan Terpusat tentang Agroekologi dan Kawasan Daulat Pangan di Pusdiklat Nasional SPI di Bogor

BOGOR. 16 pemuda-pemudi tani anggota Serikat Petani Indonesia (SPI) yang berasal dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan mengikuti pendidikan tentang agroekologi dan kawasan daulat pangan di Pusdiklat Nasional SPI di Cijujung, Bogor, Jawa Barat. Pendidikan dilaksanakan mulai dari 27 September hingga 17 Oktober 2021.

Ketua Departemen Pendidikan, Pemuda, dan Kesenian Dewan Pengurus Pusat (DPP) SPI Marlan Ifantri Lase menyampaikan, pendidikan ini adalah lanjutan dari pendidikan sejenis yang sudah dimulai sejak Juli 2021 dan terpusat di Pusdiklat Nasional SPI di Bogor.

“Pendidikan ini bertujuan untuk melahirkan kader-kader SPI yang ahli dalam praktek pertanian agroekologi, koperasi, dan pengorganisasian untuk bisa membuat dan mengelola kawasan daulat pangan,” kata Marlan di Jakarta pagi ini (18/10).

“Pendidikan ini juga bertujuan untuk melahirkan guru-guru kader baru yang ahli di pertanian agroekologi, koperasi, dan pengorganisasian,” lanjutnya.

Marlan menjelaskan, agroekologi merupakan suatu cara bertani yang mengintegrasikan secara komprehensif aspek lingkungan hingga sosial ekonomi masyarakat pertanian. Pelaksanaan pertanian agroekologi bersumber dari tradisi pertanian keluarga yang menghargai, menjamin dan melindungi keberlanjutan alam untuk mewujudkan kembali budaya pertanian sebagai kehidupan. Agroekologi ditargetkan bisa memberikan keuntungan ekonomi; keuntungan sosial bagi keluarga tani dan masyarakat; dan konservasi lingkungan secara berkelanjutan. Sistem pertanian agroekologi ini menjadi kunci dalam mewujudkan Kawasan Daulat Pangan (KDP) SPI.

Foto bersama di depan Pusdiklat Nasional SPI di Cijujung, Bogor

“Akan tetapi, praktek pertanian agroekologi belum bisa dipraktekkan dengan benar oleh beberapa petani anggota SPI karena berbagai faktor salah satunya tidak memeliki pengetahuan yang baik tentang praktek pertanian agroekologi. Jadi pendidikan ini diharapkan bisa menjadi wadah pembelajaran bagi para petani SPI,” papar Marlan.

Marlan Ifantri Lase

Selesai praktek, mereka diharapkan menduplikasi dan mentransformasikan pengalaman yang mereka dapatkan di Bogor kepada petani SPI lain di daerah asalnya,” sambungnya.

Dalam pendidikan ini, peserta diberi materi pendidikan langsung dari petani, jadi sistemnya petani ke petani. Pematerinya antara lain Kusnan selaku Ketua Pusat Perbenihan Nasional (P2N) SPI, Qomarun Najmi selaku Ketua  Pusat Pengkajian dan Penerapan Agroekologi (P3A) SPI, Zainal Arifin Fuad selaku Ketua Departemen Luar Negeri DPP SPI sekaligus anggota Komite Koordinasi Internasional (ICC) La Via Campesina (Gerakan Petani Internasional), Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) SPI Lampung Muhlasin, para ketua departemen DPP SPI, petani, dan praktisi lain yang berkompeten di bidangnya.

Praktek pembuatan arang sekam

Antusias

Zul Azmi, salah satu peserta pendidikan asal Lubuk Karak, Pasaman Barat, Sumatera Barat menyampaikan, ia dan peserta pendidikan lainnya cukup antusias mengikuti setiap materi yang disampaikan.

“Insya Allah dari ilmu yang saya dapat pada pendidikan tersebut akan saya aplikasikan dengan semaksimal mungkin. Sebagaimana hadits Rasulullah Alaihish Shalaatu Wassalam ‘sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat (H. R. Bukhari). Saya akan memegang teguh hadits tersebut. Hidup petani. Hidup SPI,” katanya.

Hal senada disampaikan Apriyanto, pemuda tani SPI asal Kepahiang, Bengkulu.

“Mendapatkan pendidikan yang didominasi praktek, berinteraksi dengan peserta pendidikan lain yang sama-sama pemuda tani SPI, menjadi salah satu pengalaman berharga yang akan saya bagikan ke teman-teman di kampung saya di Kepahiang, begitu saya pulang,” katanya.

ARTIKEL TERKAIT
BERIKAN KOMENTAR ...

INFO TERBARU