Puncak 23 Tahun SPI di Jambi : Perjuangan Reforma Agraria Harus Terus Menerus Dilakukan

JAKARTA. Serikat Petani Indonesia (SPI) memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) pada 8 Juli 2021 lalu. Ini artinya secara resmi, organisasi massa berbasis petani kecil ini telah malang melintang selama 23 tahun di bumi nusantara.

Baca: HUT ke-23, SPI Berhasil Lahirkan Kebijakan Pro Petani Hingga Level Internasional

Rangkaian peringatan HUT SPI ke-23 dimulai di Banjar Baru, Kalimantan Selatan dengan melakukan pertemuan secara daring melalui aplikasi zoom pada 8 Juli 2021 yang lalu. Acara terlaksana dengan maksimal, karena diikuti oleh para perwakilan SPI dari beragam wilayah di Indonesia.

Sementara itu, puncak peringatan 23 Tahun SPI, sekaligus jadi penutup, dilaksanakan di Jambi, kemarin (31/07).

Ketua Umum SPI Henry Saragih menyampaikan, selama 23 tahun SPI telah melakukan beragam perjuangan mulai dari yang sangat praktis sampai yang bersifat strategis, mulai dari bercocok tanam hingga mengubah kebijakan, mulai dari dari kerja-kerja di tingkat kampung, desa, kabupaten, provinsi, nasional, bahkan internasional.

Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih

“Kita sudah sukses mengubah kebijakan di berbagai tingkat pemerintahan. Kita petani bisa mempertahankan tanah, mengolah tanah untuk kehidupan. Perjuangan reforma agraria, seperti yang dilakukan saudara-saudara saya di Jambi sudah menunjukkan kemajuan yang pesat terutama 10 tahun terakhir,” kata Henry dengan semangat melalui aplikasi zoom.

Henry melanjutkan, melalui reforma agraria SPI menuntut penguasaan tanah, tak hanya dikuasasi oleh perusahaan-perusahaan besar baik nasional maupun internasional tapi diurus, diserahkan ke petani dan masyarakat yang bekerja di pedesaan.

“Telah banyak perjuangan, pengorbanan yang kita lakukan, seperti salah satu saudara kita Junawal dari Tebo yang masih mendekam di penjara saat ini,” katanya.

Henry menekankan. perjuangan reforma agraria harus terus menerus dilakukan, SPI harus menjadi kekuatan utamanya.

“Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) No.5 Tahun 1960 sudah berhasil kita pertahankan. Reforma agraria sudah berhasil kita dorong untuk dijalankan menjadi sebuah kebijakan nasional, walaupun belum sempurna. Sudah lahir TAP MPR No.9/2021 dan Keppres tentang reforma agraria yang jadi komitmen pemerintah untuk melaksanakan reforma agraria. Kita SPI juga sudah dilibatkan untuk menyelesaikan konflik agraria dan menyempurnakan kebijakan agraria,” lanjutnya.

Henry mengingatkan, kekuatan anti reforma agraria masih kuat dan berusaha menggagalkan, menghalangi reforma agraria yang diperjuangkan SPI.

“Inilah pentingnya kita SPI untuk terus memperkuat gerakan, sebegai gerakan petani, gerakan sosial, menuju gerakan politik untuk mengimbangi kekuatan anti reforma agraria,” tegasnya.

Henry menambahkan, SPI harus terus mendorong petani anggotanya untuk mengolah dan menata tanah-tanah yang sudah didapatkan dari hasil reforma agraria dengan sistem pertanian yang ditransformasikan ke pertanian agroekologi yang alamiah, menggunakan kearifan lokal, non kimia, tidak tergantung terhadap perusahaan, untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal

“Inillah yang kita kenal dengan kedaulatan pangan,” tuturnya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Penguruw Wilayah (DPW) SPI Jambi Sarwadi Sukiman menyampaikan, peringatan 23 Tahun SPI yang dilakukan hari ini dilaksanakan secara gotongroyong, tidak dibebankan ke perseorangan.

“23 Tahun SPI masa yang sangat bermakna. SPI lahir berasal dari latar belakang yang tidak terlepas dari sulitnya membangun organisasi tani yang konsisten, untuk itu persoalan konflik agraria, ketimpangan kemiskinan harus kita selesaikan bersama. 23 tahun adalah usia keemasan, usia produktif, apa yang kita cita-citakan 23 tahun lalu, masih sangat relevan kita perjuangkan hari ini,” tegasnya.

Sarwadi menyampaikan terima kasih atas kehadiran tiap-tiap basis dari setiap kecamatan yang hadir dalam acara puncak sekaligus penutupan peringatan 23 tahun SPI ini. Ia juga mengucapkan terimakasih atas dukungan kawan-kawan dari Gerakan Mahasiswa Petani Indonesia (GEMA PETANI) SPI Jambi yang sudah banyak berkontribusi, dan juga perwakilan La Via Campesina (Gerakan Petani Internasional) yang juga memberikan ucapan selamatnya.

“Alhamdulillah, saya juga melihat SPI semakin berkembang, semakin banyak saudara kita sesama masyarakat tani dan yang bekerja di pedesaan — khususnya yang berada di Jambi — yang semakin tersadarkan sehingga mau berorganisasi. Hidup petani. Hidup mahasiswa. Hidup SPI,” tutupnya.

ARTIKEL TERKAIT
BERIKAN KOMENTAR ...

INFO TERBARU