Budaya “Ngerowot” untuk Kedaulatan Pangan

hari_pangan_lampung

PRINGSEWU. Untuk memperingati Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada tanggal 16 Oktober setiap tahunnya, Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Serikat Petani Indonesia (SPI) Lampung menyelenggarakan diskusi bertemakan “Cintai Pangan Lokal dan Lindungi Hak-Hak Asasi Petani” di Pringsewu, kemarin (19/10).

Dalam diskusi yang dilaksanakan di sekretariat DPW SPI Lampung ini, Ketua Umum SPI Henry Saragih menyampaikan, berdasarkan kebudayaan sudah saatnya untuk kembali memasifkan kampanye budaya “ngerowot”.

“Budaya ngerowot adalah budaya berhenti mengkonsumsi nasi dan menggantinya dengan tanaman “polo pendem”; polo endem yaitu tanaman pangan yang terdapat di bawah tanah seperti umbi-umbian,” kata Henry.

Henry melanjutkan, dengan budaya ngerowot kita bisa menghentikan impor pangan terutama beras dan gandum serta mengurangi konsumsi beras secara nasional.

“Dengan mengaplikasikan budaya ngerowot ini maka kita akan semakin mencintai pangan lokal yang ada di daerah kita, jadi kita tidak tergantung pada beras saja, dan ini tentu saja sejalan dengan konsep kedaulatan pangan,” paparnya,

Sementara itu, Ketua Badan Pelaksana Wilayah (BPW) SPI Lampung, Muhlasin, menambahkan, petani di Lampung sudah menanam jagung sebagai pangan alternatif untuk mengurangi konsumsi beras. Akan tetapi, kekeringan hebat melanda dan mengakibatkan tanaman jagung mengering, mati, dan gagal panen.

“Disinilah peran pemerintah, berdasarkan Undang-Undang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (Perlintan) No. 19 Tahun 2013 disebutkan bahwa jika petani mengalami gagal panen, petani mendapatkan ganti rugi dari pemerintah,” kata Muhlasin.

Meski demikian, Muhlasin menambahkan, bencana kekeringan ini janganlah dijadikan alasan pemerintah untuk melakukan impor beras satu jutaan ton dari Vietnam.

“Kita SPI menolak impor beras, masih banyak pangan lokal yang bisa dijadikan pengganti beras,” tambahnya.

ARTIKEL TERKAIT
Direct Selling Market SPI hadir di Bogor
Janji Distribusi Tanah 9 Juta Hektar Harus Disegerakan
Aksi SPI Jambi menuntut pengembalian lahan eks-transmigrasi
18 Tahun SPI, Terus Bekerja Sesuai Mandat Petani
BERIKAN KOMENTAR ...

INFO TERBARU