JAKARTA. “Selamat ulang tahun ke-17 untuk SPI. Kesejahteraan petani harus ditingkatkan dengan pemenuhan hak-hak petani, tentunya dengan dukungan semua pihak”. Hal ini diutarakan Menteri Perencanaaan Pembangunan Nasional (PPN) / Kepala Bappenas Andrinof A. Chaniago saat menghadiri peringatan perayaan ulang tahun Serikat Petani Indonesia (SPI) ke-17 di Jakarta, kemarin (08/07).
Andrinof menyampaikan, agar petani sejahtera pendapatan rumah tangga petani harus naik. Perolehan hasil yang baik, tepat dan adil adalah prinsipnya.
“Hal ini diupayakan oleh komitmen pemerintah dengan menaikan anggaran Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalan APBN 2016. Namun kenaikan yang terjadi, bisa saja dinikmati oleh korporasi,” ungkapnya.
Andrinof melanjutkan, anggaran tidak hanya dimaksudkan untuk peningkatan produksi semata atau pemberian traktor, namun juga konsen pada penegakan hak petani.
“Saya mengamini itu, kita pun menatap semakin dekat kedaulatan pangan. Kita harus yakin bahwa regulasi agraria akan segera dikeluarkan dan produksi petani dikuatkan,” ungkapnya.
Target Distribusikan 1 Juta Hektar Lahan
Sementara itu, dalam sambutannya, Ketua Umum SPI Henry Saragih memaparkan sejarah berdirinya SPI.
“SPI dideklarasikan pada 8 Juli 1998, di Desa Lobu Rappa, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara oleh para pejuang petani Indonesia. Ketika dideklarasikan bernama Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI). Setelah kongres ke II tahun 2003 di Malang, Jawa Timur diputuskan untuk memindahkan kedudukan kantor Pusat dari Medan, Sumatera Utara ke Jakarta. Sejalan dengan perkembangan keorganisasian maka sifat dan bentuk organisasi berubah dari federatif menjadi unitaris, pada kongres ke III tahun 2007 di Wonosobo, Jawa Tengah,” papar Henry.
Henry melanjutkan, kini SPI telah berusia 17 tahun, waktu yang kalau disejajarkan dengan umur manusia, sudah termasuk dewasa. SPI lahir dari perjuangan kasus-kasus tanah petani yang dirampas, bergerak menjadi perjuangan reforma agraria untuk kedaulatan pangan.
“SPI mencatat sejak tahun 2007 sampai dengan 2014 telah berhasil mempertahankan dan mereklaiming tanah petani seluas 200 ribu ha. SPI bersama dengan gerakan lainnya telah berhasil menjadikan isu reforma agraria menjadi agenda politik nasional, mempertahankan UU Pokok Agraria no 5 tahun 1960 dari berbagai rongrongan untuk direvisi dan dibatalkan,” jelasnya.
Henry juga menegaskan, SPI akan terus menggelorakan perjuangan kita dengan memperluas strategi perjuangan untuk mempertahankan dan mereklaim hak petani atas tanah.
“Lima tahun ke depan, kita bertekad untuk mendistribusikan lahan seluas 1 juta hektar, dan akan membangun kampung-kampung reforma agraria sebagai model reforma agraria yang bisa dijadikan contoh bagi pemerintah di seluruh wilayah Indonesia,” ungkapnya.
Selain Menteri PPN/Kepala Bappenas, peringatan hari ulang tahun SPI ke-17 juga dihadiri oleh pejuang pembaruan agraria sekaligus guru besar agraria Indonesia Gunawan Wiradi, tokoh pertanian nasional HS. Dillon, Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) SPI Banten dan Jawa Barat, rekan-rekan ormas tani, LSM, dan mahasiswa.
Muhammad Nuruddin, Sekjen Aliansi Petani Indonesia (API) menyampaikan selamat atas ulang tahun SPI ke-17.
“API adalah adik dari SPI. Semoga SPI semakin konsisten memperjuangkan petani kecil,” imbuhnya.
Ridwan Darmawan dari Indonesia Human Rights Committee for Social Justice (IHCS) menyampaikan, di umur SPI yang ke-17 ini, jika API adalah adik dari SPI, maka IHCS adalah anak dari SPI. Sebab IHCS didirikan oleh berbagai pihak yang salah satunya SPI.
Menurut Ridwan, perkembangan instrumen hukum pertanian hari ini sudah masuk pada fase pencegahan, bukan lagi pada fase advokasi. Fenomena ini terlihat dari berbagai UU yang diuji-materikan di MK.
“Saya ingat embrio IHCS dibentuk ketika uji materi UU Penanaman Modal Asing di MK. Menurut kami, reforma agraria dan kedaulatan pangan akan benar-benar terwujud jika mampu menguasai rezim. Selamat milad SPI ke-17,” imbuh Ridwan.
“Selamat Ulang Tahun SPI yang ke-17. Harapan kami mahasiswa adalah ketika pertanian kurang diminati, kembali diminati kembali. Selain itu, ancaman kekeringan yang sudah dan akan terjadi harus menjadi fokus kita semua dalam waktu dekat ini,” tutur perwakilan FKMPI (Forum Komunikasi Mahasiswa Pertanian Indonesia).
Sementara itu, selain diskusi ringan dan testimoni, acara peringatan perayaan hari ulang tahun SPI ke-17 ini juga diisi dengan buka puasa bersama, pemotongan tumpeng, hingga mencicipi kopi arabika specialty yang berasal dari petani SPI di Gunung Kaba, Bengkulu.