Pusdiklat Nasional SPI Terima Kunjungan Peserta Asian Learning Exchange on Agroecology Economies

BOGOR. Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Nasional Serikat Petani Indonesia (SPI) menerima kunjungan peserta Asian Learning Exchange on Agroecology Economies pada Jumat, 25 April 2025.

Sebanyak 122 peserta dari berbagai negara di Asia turut hadir dalam kunjungan ini. Negara-negara yang hadir di antaranya adalah Malaysia, Thailand, Filipina, Kamboja, Vietnam, Palestina, India, Srilanka, Bangladesh, Kirgizstan, Tajikistan, Georgia, dan Papua Nugini.

Jajaran pengurus SPI juga tampak mendampingi, antara lain Ketua Umum Henry Saragih, Ketua Departemen Luar Negeri Zainal Arifin Fuad, Kepala Pusat Perbenihan Nasional Koesnan, serta Ketua Pusat Pengkajian dan Penerapan Agroekologi Qomarun Najmi.

Kunjungan ini bertujuan memperdalam pemahaman peserta terhadap praktik agroekologi yang dikembangkan SPI, sekaligus memperlihatkan bagaimana pendidikan agroekologi dijalankan secara langsung oleh gerakan petani di Indonesia.

“Pendidikan agroekologi yang SPI jalankan merupakan pendidikan berbasis alam. Di beberapa daerah, proses belajar dilakukan di rumah atau gubuk petani, bahkan di bawah pohon. Di Pusdiklat ini, infrastrukturnya memang lebih baik, tapi semangat dasarnya tetap sama—mendidik petani secara langsung di lingkungan mereka,” ujar Henry Saragih dalam sambutannya.

Selama kegiatan, peserta mendapatkan materi mengenai konsep dan penerapan agroekologi di SPI, sekaligus diajak mengunjungi langsung kebun-kebun agroekologi yang dikelola di kawasan Pusdiklat.

“Harapannya setelah kegiatan ini para peserta semakin menguasai konsep maupun praktik dari agroekologi serta memahami tentang perjuangan untuk kebijakan-kebijakan pemerintah dalam agroekologi dan bagaimana implementasinya,” tambah Henry.

Kesan positif disampaikan oleh salah satu peserta dari Swaraj Farmversity India, Manas Arvind. “Saya sangat terkesan dengan penataan Pusdiklat dan bagaimana setiap aspek dari sistem dan manajemen pertanian ditampilkan dengan cara yang jelas bermanfaat bagi para siswa. Hal ini memberikan saya keyakinan bahwa mereka belajar dengan efektif,” ungkap Manas.

Hal senada juga disampaikan oleh Nurul Salmi, peserta dari Forum Kedaulatan Makanan Malaysia. “Saya rasa ini ide yang baik untuk mempunyai sebuah Pusdiklat seperti itu. Ini merupakan sebuah model yang diperlukan untuk anak-anak, tidak perlu terlalu kompleks seperti SPI, tetapi bisa diimplementasikan kepada target yang berbeda,” katanya.

Pusdiklat SPI di Bogor menjadi salah satu lokasi kunjungan lapangan dalam rangkaian kegiatan Asian Learning Exchange on Agroecology Economies. Setelah dari Bogor, peserta dijadwalkan melanjutkan perjalanan ke kawasan kedaulatan pangan SPI di Indramayu.

ARTIKEL TERKAIT
Sekolah Agroekologi Shashe: Pusat Agroekologi dan Praktek Ke...
Panen Raya dan Semangat Agroekologi Warnai Kunjungan Interna...
Petani SPI Indramayu Bagikan Pengalaman Agroekologi kepada P...
SPI Gelar Pendidikan Agroekologi, sebagai Perjuangan Pembang...
BERIKAN KOMENTAR ...

INFO TERBARU