BOGOR. Serikat Petani Indonesia (SPI) menyelenggarakan Pertemuan Nasional Petani Perempuan pada 13–16 Agustus 2024 di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Nasional SPI, Bogor, Jawa Barat. Pertemuan ini menjadi momentum penting dalam upaya penguatan peran petani perempuan yang selama ini tidak hanya menjalankan fungsi sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga bertani di ladang, sawah, ataupun kebunnya.
Melalui kegiatan ini, SPI mendorong lahirnya kader-kader petani perempuan yang tangguh dan aktif dalam organisasi. Mereka diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam perjuangan pertanian Indonesia serta mengawal implementasi United Nations Declaration on the Rights of Peasants and Other People Working in Rural Areas (UNDROP).
Adapun tujuan dari pertemuan ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai UNDROP, mulai dari pengetahuan dasar, latar belakang terciptanya, hingga hak-hak petani perempuan yang tercantum di dalamnya. Selain itu, pertemuan ini juga bertujuan untuk melakukan konsolidasi program kerja dan kegiatan petani perempuan SPI di tingkat wilayah, cabang, dan basis berdasarkan UNDROP. Tujuan lainnya adalah untuk memberikan pemahaman tentang teori dan implementasi agroekologi di wilayah, cabang, atau basis masing-masing peserta.
Peserta dari kegiatan ini adalah satu orang perwakilan Kader Petani Perempuan dari setiap Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) SPI dan peserta aktif dalam melakukan kerja-kerja SPI di daerah.
Pertemuan yang berlangsung selama empat hari tersebut mencakup beberapa agenda, antara lain penguatan organisasi, penyusunan program kerja, pendalaman mengenai UNDROP, hak petani perempuan, hak atas tanah, hak atas benih, dan hak atas lingkungan. Pada hari terakhir pertemuan, diselenggarakan workshop mengenai agroekologi.
Setelah pertemuan ini, dihasilkan berbagai program, target dan sasaran. Terdapat delapan program, yaitu pendidikan, agroekologi, paralegal, koperasi, popular peasant feminism, UNDROP, serta pengolahan pasca panen.
Para peserta ditargetkan untuk bergabung dengan SPI setelah kegiatan ini. Tidak hanya itu, dengan selesainya pertemuan ini juga diharapkan dapat membentuk pengurus tingkat basis dan cabang serta petani perempuan di semua tingkatan memahami agroekologi, reforma agrarian, dan juga koperasi.