KENDAL. Dewan Pengurus Cabang (DPC) Serikat Petani Indonesia (SPI) Kabupaten Kendal melaksanakan “Grebeg Alas Susuk Wangan” di Desa Gondang Kecamatan Limbangan, Kendal, Jawa Tengah (10/03).
Muhammad Zaenurrahim menyampaikan, grebeg alas susuk wangan merupakan tema acara yang dilakukan setap setahun sekali. Tradisi ini katanya untuk menghormati tradisi, diawali dengan bersih-bersih saluran air yang dipergunakan untuk mengairi sawah.
“Setelah selesai bersih-bersuh kemudian dilakukan ritual penyembelihan ayam tukung (ayam yang tidak memiliki ekor) kemudian dipanggang di hulu sungai tersebut. Setelah matang, ayam ditaruh di atas nasi yang sudah digelar di atas daun pisang kemudian dilakukan selamatan bersama,” kata Zaenurrahim.
Zaenurrahim melanjutkan, dengan selamatan tersebut diharapkan air yang mengiri sawah terus bisa lancar dan panen bisa melimpah. Acara kemudian dilanjutkan dengan penanaman pohon di sekitar sumber mata air secara bersama.
“Karena dengan menjaga pohon dan menanamnya maka sumber mata air terus akan tetap besar dan debit air tidak berkurang, karena kebutuhan akan air semalkn meningkat, bukan hanya untuk mengairi sawah tapi juga untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan mandi,” paparnya.
Zaenurrahim menambahkan, acara juga menampilkan pementasan kesenian rakyat setempat, selain untuk mempertahankan kesenian lokal juga sebagai media mengumpulkan warga setempat.
“Setelah kesenian selesai dilanjutkan dengan sarasehan bermetodekan dialog atau pengajian dengan pembicara beberapa kyai yang mengurai pentingnya menjaga lingkugan, yang dikaitkan antara hukum Al-quran dengan hukum negara dan budaya warga. Disinilah substansi penanaman pemahaman terhadap warga, bahwa begitu pentingnya menjaga hutan dari kerusakan,” paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Badan Pelaksana Wilayah (BPW) SPI Jawa Tengah menyampaikan, diharapkan dengan adanya Grebeg Alas Susuk Wangan, petani lebih peduli dengan kondisi debit air yang semakin hari semakin menurun dikarenakan, selain rusaknya hutan dan pemakaian yang semakin meningkat.
“Diharapkan pemerintah juga lebih bijak terhadap penggunaan air, karena sumber-sumber mata air sangat besar diambil oleh PDAM di tiga titik, yaitu Kabupaten Kendal, Kotamadya Semarang, Kabupaten Semarang dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sehingga sudah sepatutnya jika adanya alokasi anggaran baik anggaran kab/kota dan anggaran provinsi untuk mengembalikan lingkungan seperti sedia kala,” tuturnya.