JAKARTA. Dalam 20 tahun terakhir para petani di kawasan Asia sedang menghadapi tantangan besar dari penetrasi sistem neoliberalisme dan kapitalisme di area pedesaan. Masuknya kekuatan kapital dipedesaan secara terstruktur, sistematis, dan masIF telah menimbulkan perampasan sumber-sumber agraria.
Ketua Departemen Penddikan, Pemuda, dan Kesenian, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Serikat Petani Indonesia (SPI) Marlan Ifantri Lase menyampaikan, dalam pertemuan pemuda tani La Via Campesina (Gerakan Petani Internasional) di Senegal, Zimbabwe maupun di Sri Lanka, pemuda tani dari berbagai negara telah mendiskusikan dan merefleksikan masa depan dunia.
“Kami sepakat bahwa kelaparan, kemiskinan, perubahan iklim, dan semua penyakit dunia tidak dapat dihentikan tanpa perjuangan kaum muda merubah sistem,” katanya di Jakarta (27/09).
Marlan melanjutkan, oleh karena itu, pemuda tani (Gerakan Petani Internasional) di Kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara bersepakat untuk mengadakan webinar sebagai langkah untuk menyuarakan dan mengajak seluruh pemuda bersatu memperjuangkan kedaulatan pangan.
“Webinar ini bertemakan “Menggalang Persatuan Petani Muda Untuk Perubahan, Tanpa Petani, Tak Ada Pangan, Tanpa Pemuda, Tak Ada Perubahan, yang diselenggarakan secara daring melalui aplikasi zoom,” lanjutnya.
“Acara ini juga masih menjadi rangkaian Hari Tani Nasional 2021 yang diselenggarakan oleh SPI,” tambahnya.