JAKARTA. Belasan ribu buruh yang berasal dari berbagai organisasi turun ke jalan untuk memperingati Hari Buruh Sedunia di Jakarta, mulai tadi pagi (01/05). Massa melakukan long march dari bundaran Hotel Indonesia menuju Istana Presiden Republik Indonesia. Tuntutan dalam aksi buruh kali antara lain dihapuskan sistem kerja kontrak (outsourcing), menolak upah murah bagi buruh, dan lainnya.
Sementara itu, Henry Saragih, Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) menyampaikan bahwa peringatan hari buruh kali ini dapat dijadikan pemerintah untuk memperbaiki arah perekonomian Indonesia.
Menurutnya pemerintah harus membangun industrialisasi nasional sehingga dapat mengolah sumber daya alam Indonesia yang melimpah yang selanjutnya digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat, tidak seperti sekarang dimana hasil alam berupa bahan mentah diekspor keluar dan dikuasai perusahaan asing.
“Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat dijadikan menjadi kekuatan utama untuk membangun industri nasional, sehingga perekonomian kita tidak dikuasai oleh perusahaan-perusahaan asing yang cenderung tidak memberi manfaat besar bagi kita,” tutur Henry.
Henry juga mengungkapkan bahwa seharusnya dalam peringatan 1 Mei ini pemerintah menetapkan satu standar kehidupan yang layak bagi buruh yang bekerja, terutama yang diinisiatifi oleh perusahaan negara. Selanjutnya memaksimalkan pengelolaan kekayaan alam Indonesia melalui BUMN bersama usaha-usaha keluarga tani dan koperasi.
“Peringatan hari buruh kali ini juga dapat dijadikan sebagai konsolidasi dan menyatukan gerakan-gerakan buruh di Indonesia. Karena tanpa ada satunya persatuan gerakan buruh tidak akan mungkin tercapai cita-cita politik kaum buruh. Karena itu kita mengajak agar persatuan kaum buruh dan kaum tani dapat dilanjutkan ke depan demi tercapainya gerakan politik yang lebih baik,” tambahnya.