BIREUEN. “Dakwah” Serikat Petani Indonesia (SPI) berhasil menyentuh wilayah Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Bertempat di aula kantor Green Aceh Community, Desa Cot Merak Timu, Kabupaten Biereun-NAD, dideklarasikanlah SPI Cabang Bireuen, tadi siang (30/06).
Deklarasi ini dihadiri oleh Ketua Umum SPI Henry Saragih, beserta perwakilan dari tiga buah ranting yakni Simpang Mamplam, Peulimbang, dan ranting Juli.
Dalam sambutannya, Henry Saragih menuturkan bahwa dengan deklarasi SPI Biereun ini semoga mampu memperkuat persatuan kaum tani disana dan berkontribusi terhadap penguatan ekonomi masyarakat kecil.
“Krisis pangan yang terjadi saat ini bukan karena kita para petani sudah sulit memproduksi makanan. Tetapi karena yang memproduksi makanan tersebut adalah perusahaan-perusahaan besar, merekalah yang mempermainkan harga sehingga menjadi mahal. Petani sama sekali menjadi tidak berdaulat” ungkapnya.
Henry menegaskan bahwa petani kecil mampu menjadi ujung tombak kedaulatan pangan dan menghindari krisis pangan, karena menurutnya petani kecil yang berkontribusi langsung dalam memberi makan masyarakat dunia.
“Pertanian berbasiskan keluarga yang selama ini kita (baca: petani kecil) lakukanlah yang berhasil memberi makan warga dunia dan menjauhkan mereka dari krisis pangan dan kelaparan, bukan pertanian berbasiskan industri,” tutur Henry.
Deklarasi, sekaligus Musyawarah Cabang pertama SPI Biereun ini menetapkan Azhari sebagai Ketua Badan Pelaksana Cabang (BPC) SPI Biereun.
Azhari menyampaikan bahwa petani di daerah Bireuen ini sangat antusias dan optimis dengan hadirnya SPI di wilayah mereka.
“Semoga SPI Bireuen mampu menjadi wadah petani kecil untuk saling bertukar pikiran dan berdiskusi, memikirkan dan melakukan hal-hal yang mampu meningkatkan taraf hidup petani kecil seperti kami ini,” ungkap Azhari dengan antusias.