ACEH TENGAH. Semangat berorganisasi dan kebersatuan petani kecil melalui pertanian berkelanjutan untuk menegakkan kedaulatan pangan masyarakat dan menolak neoliberalisme melalui Serikat Petani Indonesia (SPI) telah menyentuh Aceh Tengah. Tepat pada 25 Desember 2011, terbentuklah Dewan Pengurus Cabang (DPC) SPI Kabupaten Aceh Tengah melalui deklarasi yang dihadiri oleh puluhan petani perwakilan basis dan ranting SPI.
Ketua Panitia Persiapan Wilayah (PPW) SPI Nangroe Aceh Darussalam, Agus Syahputra menyampaikan bahwa pertanian di Aceh Tengah ini terkenal sebagai pemasok sayuran dan penghasil kopi terbaik.
“Dataran Tinggi Gayo merupakan daerah penghasil kopi terbaik dan sayur-sayuran. Namun hari ini kopi Gayo tidak dikenal, padahal bahan baku kopi berasal dari daerah ini. Petani kopi kita di sini tidak dapat menikmati harga kopi sebagaimana nikmatnya orang meminum kopi Gayo. Petani kopi kita terus terjerat hutang dengan pemodal,” ungkap Agus pada saat deklarasi DPC SPI Aceh Tengah di aula SMK Negerti I Takengo, Aceh Tengah.
Agus juga menyampaikan bahwa hari ini pangan dikuasai oleh perusahan-perusahaan besar yang terus menyengsarakan rakyat, dan merampas hak-hak rakyat; di dunia internasional WTO-World Trade Organization (Organisasi Perdagangan Dunia) dan perjanjian perdagangan bebas antar negara ataupun regional juga semakin menyengsarakan petani kecil.
“Persoalan ini dapat kita atasi bersama ketika kita dapat bersatu padu. Hari ini kita telah bergabung dengan SPI, kita sangat sadar hanya kita yang dapat memperbaiki nasib kita dengan wadah ini, jangan lagi kita bercerai berai. Kerja-kerja yang kita hadapi ke depan sangat berat dan sulit jika kita tercerai berai. Bangkitlah kita bersama, mari kita berjuang untuk menyelamatkan harkat dan martabat kita sebagai petani, serta harkat dan martabat kita sebagai bangsa Indonesia,” papar Agus.
Pada saat yang sama juga dilakukan Musyawarah Cabang (Muscab) pertama DPC SPI Aceh Tengah yang berhasil menetapkan Nurul Qalbi sebagai Ketua Badan Pelaksana Cabang (BPC) SPI Aceh Tengah.
Dalam sambutannya, Nurul Qalbi menyampaikan bahwa seluruh petani akan terus berjuang bersama SPI untuk mengangkat hasil tani di daerahnya, seperti kopi Gayo agar dapat mensejahterakan petani.
Di tempat yang terpisah, Ketua Umum SPI, Henry Saragih menyampaikan selamat atas berdirinya DPC SPI Aceh Tengah. Dia menyampaikan bahwa para petani kopi di Aceh Tengah dapat membentuk KSPI (Koperasi Serikat Petani Indonesia) sebagai wadah ekonomi yang dapat menghempang kekuatan neoliberal.
“Untuk kopi, SPI telah hadir di tiga sentra kopi di Indonesia ini yakni di Gayo (Aceh), Lampung, dan Manggarai (NTT), dan ketiga ini bisa kita sinergiskan melalui KSPI, sehingga para petani dapat lebih makmur dan sejahtera,” ungkap Henry.
DPC SPI Aceh Tengah sendiri terdiri atas 4 ranting: Ranting Laot Tawar, Ranting Kebayakan, Ranting Silih Nara, dan Ranting Linge.