PEKANBARU. Pada peringatan Hari Tani Nasional (HTN) tahun ini Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Serikat Petani Indonesia (SPI) Riau bersama anggota SPI di basis-basis memperingatinya dengan kesederhanaan dan rasa prihatin yang mendalam.
Ketua DPW SPI Riau Misngadi menyampaikan, kabut asap kebakaran lahan dan lahan (karhutla) yang terus terjadi dari tahun ke tahun bukan hanya menganggu kesehatan masyarakat di seluruh Riau, dampak terbesar musibah asap di Riau paling dirasakan oleh para petani.
“Akibat musibah karhutla petani sangat dirugikan, karena berbagai tanaman petani mengalami penurunan produktifitas yang sangat tajam, petani hortikultura banyak yang gagal tanam dan gagal panen akibat kekurangan pasokan air dan banyaknya hama yang menyerang akibat asap karhutla,” kata Misngadi di Pekanbaru (24/09).
Misngadi memaparkan, SPI Riau telah menyampaikan beberapa solusi terkait terus berulangnya Karhutla dari tahun-ke tahun.
“Agar Pemerintah Provinsi Riau menjalankan program TORA (Tanah Obyek Reforma Agraria). Dari hasil pantauan SPI Riau di banyak lokasi karhutla tahun 2019, karhutla paling banyak terjadi pada lahan tidur atau tidak jelas pemiliknya atau yang sedang bersengketa,” paparnya.
“Agar Pemerintah Provinsi Riau memberi sanksi tegas terhadap korporasi pemilik izin, mulai dari pencabutan izin, penyitaan sebagian luas areal perizinan dan lain-lain untuk memberikan efek jera terhadap korporasi nakal,” lanjutnya.
“Karhutla ini juga tidak lepas dari kurangnya usaha yang maksimal dalam mengatasi bencana Karhutla yang dilakukan oleh masing-masing pemerintah daerah rawan karhutla baik Pemkab, Pemko maupun Pemprov Riau,” sambungnya lagi.
Misngadi menambahkan, dalam momen HTN ke-59 tahun ini DPW SPI Riau memperingatinya dengan melakukan diskusi dengan Kelompok Masyarakat Peduli Gambut, elemen masyarakat simpatisan petani dan Gerakan Mahasiswa Nasional Provinsi Riau (GMNI).
“Pada petani yang berada di wilayah gambut, kita SPI Riau sudah mensosialisasikan berbagai pilihan usaha dan budidaya seperti pertanian lahan gambut tanpa bakar berupa nenas, semangka, cabe, peternakan dan perikanan,” tambahnya.
“Diskusi berlangsung interaktif dan kita semua pun berkesimpulan agar Presiden Jokowi jangan kendor melaksanakan reforma agraria sejati untuk kedaulatan pangan,” tutupnya.