JAKARTA. Krisis pangan telah melanda dunia, termasuk gejalanya terjadi di Indonesia. Produksi padi nasional telah menyusut. Dari data statistik (BPS, 2010) diketahui bahwa surplus beras yang terjadi berturut-turut pada tahun 2007,2008,2009 yaitu masing-masing sebesar 4,96%, 5,4% dan 6,7%, pada tahun 2010 menjadi turun atau mencapai 1,17% saja.
Sebaliknya, tingkat konsumsi beras rakyat Indonesia meningkat. Pada 2003 konsumsi beras penduduk Indonesia masih 135 kilogram tiap orang per tahun, akan tetapi pada tahun 2009 sudah naik menjadi sekitar 139 kg per orang tiap tahun.
Di tengah tingkat konsumsi yang cenderung naik tersebut, produksi padi nasional tahun ini diprediksi merosot. Perubahan iklim yang terjadi telah memicu serangan hama. Dan, terus berkurangnya lahan pertanian diprediksi akan menyebabkan kemerosotan hasil panen hingga 30%. Dampaknya, Pemerintah kembali mengimpor beras. Walau pada 2008 dan 2009 impor beras ditiadakan, namun diketahui pada tahun 2010 lalu pemerintah telah mengimpor 1,2 juta ton beras. Dan pada tahun 2011 ini, impor beras diproyeksikan mencapai 1,75 juta ton.
Mengingat keluarga petani adalah kelompok masyarakat yang paling berperan dalam memproduksi pangan sekaligus yang paling besar jumlahnya sebagai konsumen pangan, maka krisis pangan akan berdampak besar pada keluarga petani itu sendiri. Oleh karena itu, dalam kerangka untuk mencegah krisis pangan dan membangun kapasitas petani dalam mencegahnya, diperlukan adanya forum konsultasi antara petani dengan pihak-pihak yang berperan sangat sentral didalam pengambilan kebijakan sistim pangan nasional, yaitu pihak pemerintah dan lembaga-lembaga terkaitnya.
Kelembagaan petani memiliki peran sangat strategis dalam menentukan dan menggerakkan sistem pangan keluarga dan masyarakat. Untuk itu sumberdaya yang dimiliki perlu diarahkan secara arif untuk mengatasi permasalahan krisis pangan.
Pelembagaan petani melalui wadah organisasi akan sangat efektif didalam meningkatkan wawasan dan pengetahuan petani dalam mengatasi masalah produksi pertanian terutama yang berwawasan lingkungan. Oleh karena itu, Forum konsultasi petani ini menjadi sangat penting terutama untuk melakukan konsolidasi bersama didalam memperbaiki atau meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan petani sebagai wadah pergerakan sosial ekonomi petani.
Untuk itu Serikat Petani Indonesia (SPI), Wahana Masyarakat Tani Nelayan Indonesia (WAMTI), dan Aliansi Petani Indonesia (API) akan menyelenggarakan sebuah forum konsultasi petani yang akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Kamis, 11 Agustus 2011
Waktu : 10.00 wib – 18.00 wib (diakhiri buka bersama)
Tempat : Gedung PKK, Jl. Kebagusan Raya no. 42 Jakarta Selatan, (021) 78834562
Susunan Acara :
13.00-13.10 wib : Pembukaan dan Lagu Indonesia Raya
13.10-13.30 wib : Sambutan SC Indonesia, Sambutan FAO, Sambutan IFAD
13.30-14.30 wib : Paparan oleh pembicara dari pihak pemerintah masing-masing 10 menit:
14.30 – 15.00 wib : Paparan oleh wakil organisasi tani masing – masing 10 menit:
15.00-16.00 wib : Diskusi (Open floor)
16.00-16.10 wib : Penutup
16.10-18.00 wib : Istirahat dan shalat
18.00-19.00 wib : Buka bersama