BOGOR. Di tengah keterpurukan mayoritas petani di bidang ekonomi, koperasi hadir dan memberi secercah harapan bagi para petani. Koperasi Serikat Petani Indonesia (KSPI) Bogor adalah salah satu contohnya. Walaupun baru tiga bulan berdiri, namun KSPI Bogor telah menunjukkan manfaat yang besar bagi petani anggotanya.
“KSPI Bogor secara resmi kami dirikan pada 17 April yang lalu bertepatan dengan Hari Perjuangan Petani Internasional, agar semakin terasa semangatnya” ungkap Putro Santoso Kurniawan, Ketua KSPI Bogor.
Hingga saat ini KSPI Bogor telah memiliki anggota sebanyak 92 KK (kepala keluarga) dan tersebar di empat basis SPI Bogor yakni Cibeureum, Ciaruteun, Cikareo, dan Tambilang.
“Keempat KSPI ini berjalan cukup lancar dan para petani yang merupakan anggota koperasi pun sangat terbantu” sebut Putro.
Pria dua anak ini menjelaskan unit usaha KSPI Bogor terbagi empat yaitu jaringan warung tani, industri kompos, transportasi dan terminal organik. Untuk warung tani nya sendiri memiliki empat warung tani yang mengkonsentrasikan pada penjualan bibit, pupuk, sampai pulsa elektrik. Unit usaha industri kompos menyediakan pupuk organik yang dijual dengan harga spesial, khusus untuk anggota. Unit usaha transportasi menyediakan pengangkutan hasil produksi, dan unit usaha terminal organik yang akan memasarkan produk hasil pertanian milik anggota.
“Alhamdulillah, omzet penjualan keempat koperasi ini untuk tiap bulannya telah mencapai angka 15 juta rupiah” tambah Putro.
Darta, seorang petani dan anggota KSPI Bogor Basis SPI Cikareo mengatakan bahwa kehadiran KSPI ini sebenarnya sudah cukup lama ditunggu oleh petani dan masyarakat sekitar. Dia mengatakan bahwa KSPI membantunya dalam mencari pupuk dan benih yang berkualitas untuk produksi taninya.
“Tapi masih juga yang memandang sebelah mata, mereka pikir kehadiran koperasi ini tidak akan bertahan lama, oleh karena itu saya beserta seluruh anggota KSPI ini akan menunjukkan bahwa koperasi ini mampu menjadikan kehidupan petani lebih berdaulat” ungkap Darta.
Sementara itu, Cecep Risnandar, Ketua Departemen Koperasi SPI menyebutkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) SPI, ditegaskan bahwa perekonomian pedesaan harus dibangun melalui sistem koperasi yang berbasiskan kekayaan lokal dan memaksimalkan peran aktif masyarakat desa dengan menggunakan prinsip solidaritas dan gotong royong.
“Pembangunan perekonomian juga harus mengutamakan sektor pertanian dan industri pedesaan yang berbasiskan pertanian, sehingga bisa mewujudkan sistem ekonomi pedesaan yang mandiri dan berkelanjutan” tambah Cecep.
kami PT PROSPER Bandung produsen pupuk hayati EvaGrow, berharap bisa bekerjasama untuk pemasaran pupuk kami