KULON PROGO. DPW SPI DIY mengadakan workshop teknik budidaya pisang yang disertai dengan peresmian demplot tanaman pisang. Kegiatan yang bertema “Kedaulatan Pangan untuk Kemerdekaan Petani” tersebut dipusatkan di desa Gotakan Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo yang dihadiri sekitar 50 peserta.
Tema ini diangkat dengan keprihatinan bahwa bangsa Indonesia belum sepenuhnya berdaulat dalam bidang pangan dan petani belum sepenuhnya menikmati kemerdekaan. Sebagai contoh pemerintah terkadang masih mengimpor beras dari luar negeri, mengimpor gula pasir, mengimpor kacang kedelai, atau bahkan mengimpor jeruk, mangga, dan apel dari luar negeri.
Di samping itu juga masih banyak kasus-kasus pengambil alihan lahan pertanian petani untuk pembangunan real estate atau untuk pembangungan mega-mega proyek. Ke depan lahan-lahan pertanian juga terancam mengalami alih fungsi. Dari sudut pandang kedaulatan pangan, pengalihan fungsi lahan pertanian itu merupakan penggerogotan terhadap kedaulatan pangan nasional.
Pada kesempatan yang sama, DPW SPI Yogykarta juga meresmikan demplot percontohan untuk budidaya tanaman pisang. Demplot ini diharapkan dapat mengintensifkan kegiatan petani menuju petani yang profesional dalam pembudidayaan aneka ragam tanaman pangan.
Menurut Ketua DPW SPI Yogyakarta, dewasa ini permintaan akan pisang semakin meningkat. Hal ini menuntut perkembangan tekhnologi budidaya pisang dan penangkatan bibit pisang yang lebih profesional, sehingga produk pisang yang dihasilkan berkualitas tinggi.
Selama ini, di Yogyakarta budidaya tanaman pisang dilakukan secara tradisional, yaitu secara vegetatif dengan memisahkan anakan (tunas) dari induknya. Cara ini kurang efektif karena beresiko terjadinya penularan penyakit dan stagnasi apabila tidak dilakukan secara hati-hati.
Sedangkan dalam demplot akan dibudidayakan pisang dengan cara: Teknik Invitro atau Kultur Jaringan. Keunggulan cara ini antara lain: bibit seragam, bebas dari hama/penyakit, waktunya lebih pendek, tahan terhadap hama/penyaki tertentu, dan dapat meningkatkan produksi dan mutu buah.
Varietas pisang yang dikembangkan sebagai unggulan di Yogyakarta antara lain: Jenis Ambon: Ujung Langkung, Putih, Lumut, Hijau, Bonyok dan Patilan. Jenis Raja: Kasman, Lini, Talun. Jenis Kepok, Koja dan Mas. Sementara ini kami baru menanam 100 bibit, hal ini dikarenakan Jogja belum musim hujan dengan luas lahan 500m². Sisa lahan akan dilengkapi dengan jenis-jenis pisang yang lain pada musim hujan yang akan datang atau pada bulan November (pada waktu musim tanam pisang yang bagus). Ke depan, demplot ini juga akan digunakan sebagai laboratorium DPW SPI Yogyakarta.