Jangan serahkan urusan pangan pada perdagangan bebas

MADRID. Serikat Petani Indonesia (SPI) mendesak Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan negara-negara peserta KTT Ketahanan Pangan yang sedang bersidang di Madrid, Spanyol, untuk merestrukturisasi sistem pangan global. Pada forum tersebut, Ketua Umum SPI Henry Saragih yang mendapat kesempatan berbicara sebagai perwakilan organisasi petani kecil, menyatakan bahwa dominasi institusi-institusi seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF), Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan perusahaan transnasional dalam mengatur sistem pangan global harus diakhiri.

Sebagaimana diketahui, dalam forum tersebut Bank Dunia, IMF dan WTO terus mengkampanyekan perdagangan bebas yang dimotori perusahaan transnasional sebagai jalan keluar dari krisis pangan dunia. Padahal, lebih dari 80 persen hasil pangan dunia diproduksi oleh pertanian kecil yang dikelola oleh keluarga petani. Menurut Henry, perdagangan bebas yang dielu-elukan rejim neoliberal telah terbukti gagal menangani masalah pangan dunia selama 30 tahun terakhir. Bahkan pengurangan angka kelaparan pada tahun 2015 seperti yang diamanatkan dalam Milenium Development Goal’s (MDG’s) kemungkinan besar gagal tercapai mengingat sistem pengadaan pangan dunia saat ini dilakukan dengan perdagangan bebas.

Lebih lanjut Henry mangatakan, perusahaan-perusahaan transnasional yang menjadi tulang punggung dalam perdagangan bebas terlalu rakus dalam mencari keuntungan. Akibatnya, distribusi pangan dunia tidak merata, hanya negara-negara kaya saja yang kebutuhan pangannya tercukupi karena mereka sanggup membelinya. Sedangkan, banyak rakyat yang tinggal di negara-negara ketiga mengalami kelaparan atau pun gizi buruk.

Henry menuduh, perusahaan-perusahaan transnasional lewat Bank Dunia, IMF dan WTO untuk menekan FAO dan negara-negara ketiga agar mengadopsi usulan perdagangan bebas. Perusahaan-perusahaan tersebut ingin mengambil kesempatan dalam krisis pangan dunia. Mereka berusaha untuk meningkatkan penjualan produk-produk mereka seperti pupuk, pestisida dan benih dengan alasan untuk meningkatkan produksi pangan dunia dalam rangka menyelesaikan krisis pangan. Mereka juga yang mengatur dan mendistribusikan produk hasil pertanian keseluruh dunia lewat mekanisme pasar bebas.

Bukan hanya itu, lobi perusahaan transnasional sangat agresif. Mereka membentuk Global Partnership untuk mendesakkan agenda perdagangan bebas kedalam FAO dan forum KTT Pangan Dunia.

Atas dasar itu, organisasi-organisasi petani kecil dari seluruh dunia yang tergabung dalam La Via Campesina mengusulkan pengelolaan pangan dunia diatur dengan konsep kedaulatan pangan. Dalam konsep tersebut, petani-petani kecil diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal atau nasional. Masyarakat harus diberikan kedaulatan dalam mengatur kebijakan pangannya masing-masing, seperti menentukan tanaman yang akan ditanamnya, mengembangkan benih lokal sendiri, menggunakan metode bertani yang berkelanjutan dan memproteksi pasar pertaniannya.

Nara Sumber:
Henry Saragi (Ketua Umum SPI)  081218122422
===
SERIKAT PETANI INDONESIA (SPI)
Jl. Mampang Prapatan XIV No.5, Jakarta 12790
Telp. 021 7991890  Fax. 021 7993426

ARTIKEL TERKAIT
Ekspansi Lahan Perkebunan Meningkatkan Kekerasan Terhadap Petani Ekspansi Lahan Perkebunan Meningkatkan Kekerasan Terhadap Pe...
DPW SPI Sumut gelar pendidikan kesehatan mandiri
Jokowi Harus Perjuangkan Agenda Kedaulatan Pangan di Pertemuan APEC Jokowi Harus Perjuangkan Agenda Kedaulatan Pangan di Pertemu...
SPI hadiri acara PBB dan FAO di Kuala Lumpur
BERIKAN KOMENTAR ...

INFO TERBARU