TUNISIA. Kapitalisme telah mengeksploitasi dan menghancurkan alam dan bumi melebihi batas, sehingga sistem ini telah mempercepat perubahan yang mendasar dan berbahaya bagi iklim kita.
Saat ini, perubahan cuaca berlangsung semakin parah dengan berbagai efek turunannya–ditandai dengan kekeringan, hilangnya unsur hara tanah, banjir, badai, topan, kebakaran hutan dan mencairnya es kutub–yang menunjukkan bahwa planet ini sedang panas terbakar. Perubahan ekstrem ini memberikan dampak langsung pada kehidupan, antara lain menimbulkan korban jiwa, hilangnya mata pencaharian, ladang, tanaman dan tempat tinggal. Kesemua ini berakibar pada terjadinya migrasi, terutama perpindahan terpaksa dan pengungsian akibat perubahan iklim dan bencana alam dalam skala besar: fenomena yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kemanusiaan dan alam sekarang berada di tubir jurang. Kita dapat berdiam diri saja dan melanjutkan hidup menuju masa depan dengan konsekuensi kehancuran yang terlalu mengerikan untuk dibayangkan—atau kita dapat mengambil tindakan dan merebut kembali masa depan yang kita idamkan.
Kita tidak akan berdiam diri. Kita tidak akan membiarkan kapitalisme membakar kita semua. Kita akan bertindak dan mengatasi akar penyebab perubahan iklim ini, yakni dengan mengubah sistem kapitalisme yang menghancurkan manusia dan bumi. Inilah saatnya untuk bertindak, tidak hanya bicara.
Kita harus memelihara, mendukung, memperkuat dan meningkatkan skala pengorganisasian akar-rumput di semua tempat, terutama di garis depan medan pertempuran: tempat di mana permasalahan dan risiko terbesar berada.
Perubahan sistem yang kami maksudkan adalah:
• Membiarkan lebih dari dua pertiga cadangan bahan bakar fosil di bawah tanah, serta di bawah dasar laut demi mencegah bencana perubahan iklim.
• Melarang segala eksplorasi baru dan eksploitasi minyak bumi, pasir tar, serpih minyak, batu bara, uranium, dan gas alam.
• Mendukung transisi yang adil bagi pekerja dan masyarakat dari ekonomi yang terlalu bergantung pada energi menjadi ekonomi lokal yang tangguh berdasarkan keadilan sosial, ekonomi dan lingkungan.
• Terjadinya desentralisasi generasi dan kepemilikan energi di bawah kendali masyarakat lokal dengan menggunakan sumber energi terbarukan. Melakukan investasi pada infrastruktur energi lokal berbasis masyarakat dan berskala kecil.
• Menghentikan pembangunan infrastruktur besar yang sia-sia, tidak menguntungkan penduduk serta menyumbang gas rumah kaca dalam jumlah besar, misalnya bendungan raksasa, jalan tol, proyek-proyek energi terpusat skala besar, serta bandara-bandara skala raksasa.
• Mengakhiri dominasi industri produksi pangan berbasis ekspor (termasuk di sektor peternakan), dan mendukung pertanian skala kecil yang terpadu dan ramah lingkungan serta sistem yang menjamin kedaulatan pangan, berbasis tanaman lokal, memenuhi kebutuhan gizi dan budaya masyarakat lokal. Langkah-langkah ini akan membantu untuk mendinginkan kembali planet kita.
• Penggunaan pendekatan zero-waste (tanpa limbah) dengan cara mendukung daur ulang yang menyeluruh serta program pengomposan; proses yang tidak menggunakan pembakaran sampah yang malah menghasilkan gas rumah kaca – termasuk juga tidak menggunakan generasi terbaru mesin pembakaran sampah (incinerator) – dan tempat pembuangan sampah akhir.
• Menghentikan perampasan tanah dan menghormati hak-hak petani kecil, petani tunakisma dan perempuan. Akui hak-hak kolektif masyarakat hukum adat sejalan dengan Deklarasi PBB tentang Hak-Hak Masyarakat Adat, termasuk hak mereka atas tanah dan wilayah mereka.
• Mengembangkan strategi ekonomi yang menciptakan jenis-jenis baru ‘pekerjaan iklim’, yakni pekerjaan dengan gaji layak yang langsung berkontribusi terhadap pengurangan karbon, terutama pada sektor-sektor seperti energi terbarukan, pertanian, transportasi umum dan retrofit bangunan.
• Mengembalikan kendali sumber-sumber publik demi membiayai proyek-proyek untuk masyarakat luas dan alam seperti kesehatan, pendidikan, makanan, penyediaan lapangan pekerjaan, perumahan, pemulihan penampungan air, konservasi dan restorasi hutan dan ekosistem lainnya serta menghentikan subsidi untuk industri kotor, agribisnis, juga industri militer.
• Membangun infrastruktur transportasi umum yang bersih dan adaptif terhadap sumber energi lokal non-BBM untuk menggantikan penggunaan mobil-mobil di jalan raya, dan menjadikan infrastruktur transportasi umum tersebut bisa dan mudah diakses, serta terjangkau untuk semua orang.
• Mengutamakan produksi lokal dan konsumsi barang tahan lama untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat serta untuk mengurangi pengangkutan barang-barang yang terlalu jauh.
• Menghentikan dan membalikkan perdagangan bebas yang dikendalikan oleh korporasi dan perjanjian investasi yang menempatkan laba di atas segala-galanya; perdagangan yang menghancurkan buruh, alam, juga kapasitas bangsa-bangsa untuk menentukan kebijakan mereka sendiri.
• Mengentikan penguasaan korporasi terhadap ekonomi dan sumber daya alam, yang malah digunakan untuk kepentingan perusahaan-perusahaan transnasional.
• Menghentikan industri perang dan infrastruktur militer dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca yang ditimbulkan oleh perang, serta mengalihkan anggaran perang untuk mendukung perdamaian sejati.
Dengan langkah-langkah ini, kita dapat mencapai penyediaan lapangan pekerjaan untuk semua yang lebih komprehensif. Membangun perubahan sistemik akan menyediakan lebih banyak pekerjaan yang lebih berkualitas dibandingkan yang disediakan oleh sistem kapitalisme. Dengan langkah-langkah ini, kita dapat membangun ekonomi yang melayani rakyat, bukan melayani kaum pemodal belaka. Kita akan menghentikan perusakan tak berujung atas tanah bumi, udara, dan air, demi melestarikan kesehatan manusia dan siklus kehidupan alam. Kita bisa menghindari migrasi paksa serta jutaan jiwa yang harus mengungsi karena perubahan iklim.
Demi perubahan sistem, dominasi global perusahaan transnasional dan bank-bank harus diakhiri. Masyarakat yang bisa menjamin keadilan ekonomi, sosial dan lingkungan adalah masyarakat yang punya kendali demokratis atas sumber daya alam yang berdasarkan hak kaum pekerja (termasuk pekerja migran), masyarakat adat, perempuan, serta menghormati kedaulatan rakyat. Hanya masyarakat yang memiliki kontrol demokratis atas sumber daya yang didasarkan pada hak-hak pekerja (termasuk pekerja migran), adat dan hak-hak perempuan serta menghormati kedaulatan rakyat, yang akan mampu menjamin keadilan ekonomi, sosial dan lingkungan. Perubahan sistem perlu membebaskan diri dari dari masyarakat patriarkal untuk menjamin hak-hak perempuan dalam semua aspek kehidupan. Feminisme dan ekologi adalah komponen utama dari masyarakat baru yang kita perjuangkan.
Kita membutuhkan suatu sistem yang dapat memadukan manusia dan alam secara harmonis, bukan model pertumbuhan tanpa henti yang dipromosikan sistem kapitalis yang bertujuan mencari keuntungan terus-menerus. Ibu Pertiwi dan semua sumber alamnya tidak mampu menopang kebutuhan konsumsi dan produksi masyarakat industri modern saat ini. Kita memerlukan sistem baru yang menjawab kebutuhan rakyat banyak—dan bukan hanya untuk segelintir kalangan. Kita membutuhkan redistribusi kekayaan yang saat ini dikuasai oleh hanya 1% populasi dunia. Dan dengan keterbatasan Ibu Pertiwi, kita juga membutuhkan definisi baru untuk kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh kehidupan di planet ini.
Sementara pertentangan di dalam perundingan iklim PBB terus berlanjut, medan pertempuran utama ada di luar meja-meja perundingan. Medan pertempuran ini berakar pada tempat-tempat di mana terjadi perlawanan terhadap industri bahan bakar fosil, industri agrobisnis, deforestasi, skema perdagangan karbon dan proyek-proyek semacam REDD (Pengurangan Emisi melalui Penebangan Hutan dan Perusakan Hutan) yang menjadi sebab utama perampasan tanah dan air serta penggusuran di seluruh dunia.
Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Rusia dan negara-negara industri lainnya, sebagai negara-negara yang tercatat dalam sejarah sebagai yang paling banyak mengeluarkan emisi gas rumah kaca, harus melaksanakan pengurangan terbesar. China, India, Brasil, Afrika Selatan dan negara-negara berkembang lainnya juga harus memiliki target untuk pengurangan emisi berdasarkan prinsip tanggung jawab bersama yang dibedakan (common but differentiated responsibility). Kita tak bisa sepakat bahwa atas nama hak untuk pembangunan, beberapa proyek yang terbukti tak berkelanjutan dan mengeksploitasi alam secara berlebihan, akhirnya dijalankan di negara-negara berkembang demi keuntungan kaum elit 1%.
Perjuangan untuk sebuah sistem baru juga merupakan perjuangan melawan solusi palsu perubahan iklim. Jika kita tak menghentikan solusi-solusi palsu ini, sistem bumi dan dan kesehatan alam semua kehidupan di bumi akan terkena dampak buruk. Dengan ini, kami menolak solusi-solusi palsu berbasis teknologi seperti geo-engineering, genetically modified organisms (GMOs, transgenik), agrofuel, bioenergi industri, biologi sintetik, nanoteknologi, hydraulic fracturation (sering disebut fracking), proyek-proyek nuklir, pembangkit energi berdasarkan pembakaran limbah, dan lain sebagainya.
Kami juga menentang berbagai usulan yang menginginkan perluasan komodifikasi, finansialisasi dan privatisasi fungsi-fungsi alam melalui “perekonomian-hijau (green economy)” yang memberikan harga pada alam dan menciptakan pasar turunan baru yang hanya akan meningkatkan ketidaksetaraan dan mempercepat kerusakan alam. Kita tak bisa meletakkan masa depan alam dan kemanusiaan di tangan mekanisme spekulasi keuangan seperti perdagangan karbon dan REDD. Kami berseru dan mendesak Uni Eropa untuk membatalkan Skema Perdagangan Emisi mereka.
REDD, seperti Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanisms), bukan solusi perubahan iklim dan merupakan bentuk baru kolonialisme. Demi membela masyarakat adat, komunitas lokal dan lingkungan, kami menolak REDD+ dan perampasan hutan, lahan pertanian, tanah, hutan bakau, dan lautan di seluruh dunia yang berfungsi sebagai penyerap polusi gas efek rumah kaca. REDD dan potensi perluasannya adalah kontra reformasi agraria—juga merusak dan mengalihkan tugas produksi pangan menjadi proses “pertanian karbon” yang dalam meja perundingan disebut “Pertanian Cerdas Iklim”.
Kita harus menghubungkan perjuangan sosial dan lingkungan, menyatukan masyarakat perkotaan dan pedesaan, dan menggabungkan inisiatif lokal dan global agar kita dapat bersatu padu dalam perjuangan bersama. Kita harus menggunakan berbagai bentuk perlawanan. Kita harus membangun gerakan yang berdasarkan pada kehidupan sehari-hari rakyat yang menjamin demokrasi pada semua lapisan masyarakat.
Berbagai usulan telah memiliki elemen kunci untuk membangun sistem alternatif yang baru. Beberapa contoh termasuk “Buen Vivir”, proyek mempertahankan hak-hak rakyat (defending the commons), menghormati wilayah adat dan area pelestarian milik komunitas, hak Ibu Pertiwi – hak (asasi) alam, kedaulatan pangan, kemakmuran tanpa pertumbuhan, de-globalisasi, indeks kebahagiaan, kewajiban dan hak generasi masa depan, Kesepakatan Rakyat Cochabamba dan lain sebagainya.
Kita telah lama berharap untuk sebuah dunia yang berbeda—yang mungkin kita wujudkan. Saat ini kita menanamkan harapan tersebut dan mengubahknya menjadi keberanian, kekuatan dan tindakan—bahwa dengan bersama, kita bisa mengubah sistem yang menghancurkan saat ini. Demi masa depan umat manusia, kita harus berjuang mulai saat ini.
April 2013
Ditandatangani oleh fasilitator Climate Space (pada World Social Forum, Tunisia 2013)
Alliance of Progressive Labor, Filipina
Alternatives International
ATTAC Perancis
Ecologistas en Acción
Environmental Rights Action, Nigeria
ETC Group
Fairwatch, Italia
Focus on the Global South
Global Campaign to Dismantle Corporate Power and end TNCs’ impunity
Global Forest Coalition
Grassroots Global Justice Alliance
Grupo de Reflexão e Apoio ao Processo do Fórum Social Mundial
Indigenous Environmental Network
La Via Campesina
No-REDD Africa Network
Migrants Rights International
Oil Watch International
Polaris Institute
Transnational Institute