Dipresentasikan oleh Achmad Ya’kub, Ketua Departemen Kajian Strategis Nasional, Serikat Petani Indonesia (SPI) dalam ASEAN People Forum, Jakarta 04 Mei 2011
=======================
PENDAHULUAN
Krisis pangan dan harga-harga pangan dunia saat ini sudah mencapai tahap yang memprihatinkan. Pada tahun 2009 lebih dari 1 milyar orang kekurangan gizi di seluruh dunia. Menurut FAO, kawasan Asia dan Pasifik memiliki jumlah terbesar orang kelaparan (642 juta), diikuti oleh sub-Sahara Afrika (264 juta).
Proses yang sama sedang terjadi saat ini, harga-harga pangan mulai naik seperti medio tahun 2007 hingga 2008. Dunia berada di ambang krisis pangan jilid selanjutnya. Indonesia mengalami kenaikan harga bahan pangan pokok terutama beras, dan beberapa komoditas dari sembilan bahan pokok (sembako).
Hal ini menjadi alarm bagi kita semua: jika krisis pangan terjadi lagi, maka yang sangat dirugikan adalah orang miskin. Di Indonesia, pendapatan keluarga di bawah garis kemiskinan 2010 (Rp 212.210 per orang per tahun) tersedot 73 persen hanya untuk konsumsi pangan. Kita semua bisa membayangkan sisanya yang tidak mencukupi kebutuhan lain, seperti pendidikan dan kesehatan.
Kenaikan harga-harga bahan pangan tidak saja melanda Indonesia, berbagai negara lain juga mengalami situasi yang serupa dengan yang terjadi di Indonesia. Hal ini menyebabkan terjadinya kerusuhan di berbagai negara, seperti China, Meksiko, bahkan Italia. Pada Februari 2007, di Meksiko puluhan ribu orang turun ke jalanan memprotes kenaikan harga tepung jagung hingg 400 persen. Tepung jagung ini merupakan bahan baku tortilla, makanan pokok mereka. Di Italia kenaikan harga pasta hingga 27 persen yang dipengaruhi kenaikan harga tepung terigu menyebabkan terjadinya protes besar dari masyarakat Italia pada pertengahan September 2007 lalu. Demikian juga apa yang terjadi Revolusi Mesir dan Tunisia berawal dari tingginya harga pangan serta rezim yang suka membohongin publik. Krisis pangan dunia jelas akan mengancam rezim pembohong. PBB mengatakan harga pangan dunia telah naik ke tingkat tertinggi. Badan Pangan dan Pertanian PBB hari Kamis mengatakan Indeks Harga Pangan bulanannya melonjak 3,4 persen dari bulan Desember sampai Januari. Indeks tersebut sekarang berada di tingkat tertinggi sejak FAO mulai mengukur harga pangan tahun 1990.
Di Pakistan pemerintahnya bahkan mulai kembali melakukan penjatahan bahan makanan, setelah peraturan penjatahan makanan ini dicabut lebih dari dua dekade lalu. Bahkan India telah melakukan pelarangan ekspor beras keluar, kecuali jenis bashmati, sebagai upaya untuk mengendalikan harga beras dalam negeri dan memenuhi kebutuhan penduduknya.
Di Amerika Serikat, menurut laporan Chicago Board of Trade– suatu organisasi yang punya andil besar mengatur harga bahan pangan di pasar internasional, diakhir Desember 2007, harga rata-rata gandum dalam perdagangan dunia meningkat lebih dari 7.5 persen dari kontrak yang telah ditentukan, harga gandum sendiri telah melewati 10 dolar/ bushel. Harga jagung turut meningkat sebesar 5 persen dari kontrak beli yang ditentukan sebelumnya, harga ini adalah harga tertinggi selama 11 tahun terakhir. Harga perdagangan beras dunia turut meningkat menembus 266.2 dollar Amerika. Terakhir, harga CPO juga semakin meningkat seiring dengan meningkatya permintaan untuk pembuatan agrofuel, bahkan di awal 2008 sempat mencapai US$ 1100 per ton.
Untuk lebih lengkapnya, silahkan klik disini