Kedaulatan Pangan Jadi Solusi Krisis di Eropa

KREMS. Lebih dari 400 delegasi dari negara-negara di seantero Eropa sepakat bahwa kedaulatan pangan adalah solusi krisis di Eropa. Hal ini terungkap dalam Nyeleni Europe 2011, European Forum for Food Sovereignty (Nyeleni Eropa 2011, Forum Eropa Untuk Kedaulatan Pangan) yang diadakan di Krems, Austria, selama lima hari (16-21 Agustus 2011).

Para peserta yang berasal dari 120 organisasi ini berkomitmen untuk memperkuat kapasitas kolektif mereka untuk merebut kembali kontrol masyarakat atas sistem pangan, menolak pertanian berbasis industri, dan memperluas serta mengkonsolidasikan gerakan masyarakat sipil yang kuat di Eropa untuk menegakkan kembali kedaulatan pangan.

Forum ini membahas dampak kebijakan Eropa dan global saat ini, dan kemudian bersama-sama mengembangkan sebuah platform yang komprehensif dan prinsip-prinsip untuk mencapai kedaulatan pangan di Eropa.

Genevieve Savigny, selaku salah seorang steering committee forum ini menyampaikan masyarakat Eropa saat ini tengah menghadapi krisis yang mengakibatkan banyak pemerintahan menerapkan penyesuaian kebijakan struktural yang hanya akan menyelamatkan kapitalisme dan produk-produknya (seperti perusahaan transnasional, sektor swasta, kelompok investor, dsb).

“Jadi salah satu usaha usaha untuk menolak sistem ekonomi dan pemerintahan yang telah membawa kita ke kondisi saat ini adalah dengan menolak model pertanian global berbasiskan industri global yang merupakan refleksi yang tepat dari sistem kapitalis yang menciptakannya,” tutur Genevieve.

Dia juga menyampaikan bahwa saat ini sistem pangan dan pertanian telah berbasis industri dan dikuasai oleh segelintir perusahaan transnasional yang hanya memikirkan keuntungan, berkontribusi terhadap hilangnya keanekaragaman hayati, perubahan iklim, dan pastinya menyengsarakan petani kecil.

“Situasi yang kita hadapi saat ini adalah hasil dari kebijakan pangan, keuangan, perdagangan dan energi, yang dihasilkan oleh pemerintahan kita, Uni Eropa (terutama melalui Kebijakan Pertanian Bersama-nya), lembaga multilateral dan keuangan serta perusahaan-perusahaan transnasional, contohnya adalah  kebijakan deregulasi dan liberalisasi pasar pertanian dan spekulasi pangan. Mengubah sistem pangan yang disfungsional ini hanyalah mungkin melalui reorientasi kebijakan dan praktek pertanian dan pangan,” paparnya.

“Jadi sangat penting untuk merancang ulang sistem pangan berdasarkan prinsip-prinsip kedaulatan pangan, khususnya di Eropa, dan itu harus dilakukan sekarang,” tambahnya.

Forum ini sendiri menghasilkan deklarasi yang menyebutkan bahwa perubahan sistem pangan adalah langkah awal untuk menuju perubahan yang lebih baik untuk masyarakat Eropa (khususnya) dan masyarakat dunia umumnya. Forum ini juga menghasilkan solusi untuk mengubah sistem pangan dunia yang sudah semrawut seperti dengan memutus rantai distribusi yang panjang antara produsen dan konsumen dengan menggiatkan pertanian lokal yang berbasiskan keluarga, menggalakan pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan, dan lainnya.

Forum Nyeleni untuk Kedaulatan Pangan sendiri pertama kali dilaksanakan di Nyeleni, Mali oleh La Via Campesina pada tahun 2008, yang menghasilkan deklarasi Kedaulatan Pangan dan diikuti oleh perwakilan petani dari seluruh dunia.

 

ARTIKEL TERKAIT
Pemerintah Harus Hentikan Impor Bawang Putih
NTP di Desember: Petani Perkebunan Rakyat Semakin Terseok, ...
Quo Vadis WTO
Kehancuran WTO di depan mata, pertanian batu sandungan terbesar Kehancuran WTO di depan mata, pertanian batu sandungan terbe...
BERIKAN KOMENTAR ...

INFO TERBARU