Negara kaya harus bertanggung jawab atas krisis pangan dan iklim

Gerakan petani internasional La Via Campesina mengundang media untuk berbicara dengan perwakilan organisasi petani ketika pertemuan G8 tetang krisis pangan dan krisis iklim dunia dilangsungkan. Lebih dari 600 petani dari Nouminren- Gerakan pertanian berbasiskan keluarga di Jepang, anggota La Via Campesina, dan sekitar 100 petani , baik laki-laki ataupun perempuan yang berasal dari seluruh penjuru dunia akan berkumpul di Hokkaido untuk acara ini.

Perwakilan dari 8 negara terkaya didunia akan bertemu di Hokkaido untuk mendiskusikan isu tentang krisis pangan dan krisis iklim. Sekali lagi, pemerintah dari Negara-negara kaya ini akan memaksakan suatu kebijakan yang sebenarnya telah menjadi akar penyebab krisis pangan dan krisis pertanian dunia. Dengan mendorong ekspansi perusahaan agribisnis yang kemudian mengorbankan para petani kecil, mereka telah secara efektif memaksa jutaan petani kecil kehilangan tanahnya dan menjadikan petani menjadi kaum miskin kota. Sementara itu, tidak satupun dari negara kaya tersebut melakukan sesuatu untuk mengurangi tingkat kelaparan dunia. Krisis iklim yang disebabkan oleh tingginya penggunaan bahan bakar minyak di negara-negara kaya dan luasnya tingkat deforestrasi (pembukaan hutan) oleh TNC akan semakin meminggirkan para petani kecil dan masyarakat pedesaan.

Parahnya, seperti kebijakan dari pemerintahan G8, reaksi WTO dan Bank Dunia terhadap krisis pangan dunia malah semakin membahayakan: Mereka justru meminta untuk mengintensifkan kebijakan yang selama ini telah menjadi akar penyebab dari krisis yag terjadi saat ini.: Lebih banyak liberlisasi, lebih banyak perdagangan bebas, dan lebih mendorong penggunaan pupuk dan benih-benih yang dihasilkan oleh industri, Revolusi Hijau di Afrika, lebih banyak bantuan pangan, dan peningkatan perluasan lahan penanmana untuk Agrofuel. Akibat dari kebijakan G8 ini, maka konferensi tingkat tinggi yang dilaksanakan oleh FAO sama sekali tidak menghasilkan perkembangan yang signifikan terjadap upaya penghapusan angka kelaparan dunia. Selain itu, tidak ada upaya pencegahan bagi TNCs untuk mengembangkan agro-fuels yang justru akan membahayakan pangan dunia.

Jawaban dari krisis pangan dan krisi iklim yang terjadi saat ini adalah dengan memberikan urusan produksi pangan kepada para petani kecil degan menggunakan system pertanian yang berkelanjutan dan menggunakan sumber daya local serta diutamakan untuk digunakan memenuhi konsumsi masyarakat local.

Kegiatan ini akan menjadikan sebuah peluang bagi media untuk bebicara dengan mereka yang biasanya tidak pernah bisa bersuara dalam perdebatan dunia, juga untuk mendengar jutaan suara petani kecil yang berjuang untuk mempertahankan hak-haknya dan untuk hidup dengan cara yang bermartabat.

ARTIKEL TERKAIT
Muswil SPI Sumbar: Tanah Untuk Anak, Cucu, Kamanakan Demi Wu...
Laporan Pelanggaran Hak Asasi Petani 2011: Tahun Penuh Luka ...
SPI Menolak Rencana Importasi Beras SPI Menolak Rencana Importasi Beras
NTP Juli 2015 : Kenaikan Yang Kecil Dibayangi Penurunan Yang...
BERIKAN KOMENTAR ...

INFO TERBARU