JAKARTA. Rangkaian konferensi internasional La Via Campesina ke-6 telah memasuki hari ketiganya. Rangkaian ini dimulai pada 6 Juni 2013, Majelis Petani Perempuan La Via Campesina ke-4 telah menyelesaikan agendanya dan menghasilkan sebuah manifesto internasional mengenai peranan petani perempuan dalam menjaga kedaulatan pangan di dunia dan menolak kekerasan terhadap petani perempuan
Dena Hoff, perwakilan anggota Koordinator Internasional La Via Campesina Amerika Utara asal Amerika Serikat mengemukakan tindak lanjut dari pertemuan ini adalah untuk memperkuat partisipasi petani perempuan pedesaan dalam pengambilan untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan pertanian di setiap Negara.
“Hal ini untuk memastikan hak-hak petani (khususnya perempuan) diakui oleh Negara, sehingga tidak akan ada lagi kekerasan yang terjadi baik di lahan pertanian, ataupun di dalam rumah tangga itu sendiri,” tuturnya.
Senada dengan Dena, Henry Saragih sebagai Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) juga mengemukakan bahwa tingkat kekerasan terhadap petani selama tahun 2012 khususnya di Indonesia mengalami kenaikan.
“Berdasarkan data SPI, tahun lalu terjadi 195 kasus pelanggaran hak asasi petani, di sektor perkebunan 97 kasus, di sektor kehutanan 42 kasus, sektor pertambangan 23 kasus, dan 33 kasus terjadi di sektor lain. Dan kasus tersebut juga melibatkan banyak petani perempuan,” kata Henry yang juga Koordinator Umum La Via Campesina.
Pertemuan Pemuda Internasional La Via Campesina ke-3
Sementara itu, hari ini juga diselenggarakan Pertemuan pemuda internasional La Via Campesina ke-3 hari yang bertemakan “Untuk Kedaulatan Pangan, Pemuda Tani Berjuang” yang melibatkan 150 pemuda tani dari seluruh dunia.
Achmad Ya’kub, Koordinator Pemuda Tani La Via Campesina Asia Tenggara-Asia Timur mengemukakan saat ini pemuda tani di seluruh dunia mengalami keterbatasan akses akan lahan, modal, pelatihan, pendidikan, dan juga kesehatan.
“Saat ini, jadi pemuda tani itu bebannya berat karena ketidaktersediaan lahan akibat kebijakan neoliberal yang merampas lahan-lahan pertanian di pedesaan. Akibatnya pemuda tani tidak bisa bertani dan beralih menjadi buruh migran,” ungkap Ya’kub yang juga Ketua Departemen Kajian Strategis Dewan Pengurus Pusat (DPP) SPI pada pembukaan acara ini tadi pagi (08/06) di ruang serbaguna, Padepokan Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah.
Hal senada juga diungkapkan oleh pemuda tani asal Senegal, Papa Bakery Cory. Menurutnya dengan bertani, selain membuka lapangan pekerjaan juga mampu menahan migrasi pemuda-pemudi pedesaan ke kota ataupun ke luar negeri.
“Jadi kami berharap melalui pertemuan pemuda tani La Via Campesina kali ini akan tercapai solidaritas kaum muda tani sedunia untuk mempertahankan lahan dan mempraktekkan agroekologis demi tercapainya kedaulatan pangan,” tambah Papa Bakery Cory.
Acara pertemuan pemuda internasional La Via Campesina ke-4 ini masih akan berlangsung hingga besok, 9 Juni 2013, dilanjutkan dengan pembukaan pameran agroekologis dan pembukaan resmi Konferensi Internasional ke-6 La Via Campesina. Selanjutnya pada 12 Juni akan digelar Konser Malam Kedaulatan Pangan, dan keesokan harinya dilanjutkan dengan kunjungan ke lahan perjuangan petani SPI di Sukabumi.
Kontak Lebih Lanjut:
As Wr Wb Selamat Siang Mohon Maaf Salam Kenal kami Mahmud Suyuti Se . Bagaimana Persyaratan Untuk Menjadi Pengurus Di tingkat DPC / Kabupaten Kota . Trims
Contec Person 085247279167. 081347605167. Ktr ( 0554 ) 2030437