TUBAN. Menjelang 76 tahun Hari Koperasi Nasional, Serikat Petani Indonesia (SPI) mengadakan kegiatan peringatan bersama dengan Kementerian Koperasi dan UKM. Acara ini diadakan bersamaan dengan peringatan ke-25 tahun SPI di Kawasan Daulat Pangan (KDP) SPI di Tuban, Jawa Timur.
HUT SPI sendiri diperingati setiap tahun tanggal 8 Juli, sedangkan Hari Koperasi Nasional disemarakkan pada tanggal 12 Juli setiap tahunnya. Kedua kegiatan peringatan ini dimulai dengan memanen padi yang sebelumnya ditanam secara agroekologi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada bulan April lalu.
Ketua Umum SPI Henry Saragih dalam sambutannya menyebut kegiatan bersama ini jadi momentum bagi para petani di Kawasan Daulat Pangan SPI Tuban. Menurutnya, hal ini bisa menjadi salah satu alasan untuk pentingnya memperkuat koperasi petani padi.
“Mengapa ini dijadikan momentum untuk panen ini sebagai hari Koprasi nasional, karena pentingnya memperkuat koperasi petani terutama dalam pengolahan hasil produksi pertanian dan pemasaran produksi pertanian di Kawasan Daulat Pangan SPI Tuban” kata Ketua SPI Henry Saragih di Kawasan Daulat Pangan Tuban, Jawa Timur, Sabtu (08/07).
Setelah ditanam dengan menggunakan sistem agroekologi, padi-padi yang nantinya bakal dikelola oleh koperasi tani tersebut tidak lagi memerlukan pupuk berbahan kimia. Sehingga, dengan adanya koperasi dapat memberikan keuntungan yang lebih bermanfaat bagi para anggotanya.
“Setelah petani berhasil menanam padi dengan cara agroekologis, di mana petani berhasil melepaskan ketergantungan kepada pupuk kimia, dan pestisida, petani perlu mendapat hasil pascaproduksinya dan harga yang layak untuk petani,” papar Henry Saragih.
Oleh karena itu, Henry Saragih memandang hilirisasi pertanian padi agroekologi di dalam Kawasan Daulat Pangan SPI akan mengintegrasikan pertanian agroekologi dengan usaha koperasi petani di dalam suatu kawasan. Sehingga, koperasi petani akan dapat mewujudkan kedaulatan pangan.
Dalam kesempatan itu, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki telah berjanji untuk mengembangkan model usaha petani padi lewat sistem koperasi. Dia menyebut, nantinya Kawasan Daulat Pangan Tuban bakal menjadi pilot project model usaha ini.
“Nanti Tuban dijadiin ‘pilot project’ percontohan bagaimana petani padi yang tidak lagi bertani sendiri, tapi gabung dalam koperasi petani. Per 1000 hektare itu harus ada satu RMU (Rice Milling Unit atau penggilingan padi), nanti petani yang memasarkan produknya, koperasi yang memasarkan produknya,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki di Kawasan Daulat Pangan SPI Tuban, Jawa Timur, Sabtu (08/07/2023).
Dia berharap nantinya para petani yang berada di Kawasan Daulat Pangan SPI ini dapat mengolah padinya sendiri menggunakan penggilingan modern sehingga menghasilkan kualitas premium. Nantinya, dia menyebut hasil kualitas premium itu bakal dikelola oleh koperasi dan dapat memberikan untung bagi para anggota koperasi.
Dengan adanya model bisnis ini, kata Teten, para petani dapat diuntungkan karena pihak koperasi dapat menyarankan beras jenis apa yang cocok ditanam supaya dapat mendapat keuntungan maksimal pada musim-musim tertentu. Teten sendiri mengakui bahwa padi yang ditanam di Kawasan Daulat Pangan SPI Tuban ini memiliki cara tanam yang bagus, sehingga hasil jerih payahnya dapat dinikmati oleh para petani itu sendiri.
“Kalau cara bertanamnya kan sudah bagus. Ini model bisnisnya yang mau kita kembangkan, supaya hasil jerih bapak ibu sekalian, nanti keuntungannya dinikmati oleh para petani, bukan pedagang,” tegasnya.
Meskipun Indonesia membutuhkan setidaknya 30 juta ton beras per tahun, tetapi menurut Teten yang bukan hanya soal bibit dan pupuk. Dia menyebut, petani harus menguasai hulu dan hilir pertanian padi agar dapat menguntungkan secara layak.
“Jadi, bukan hanya sekedar bibit unggul, pupuk dan lain sebagainya, enggak. Binis modelnya. Hulu-hilirnya harus dikuasi oleh petani, jadi kita melahirkan circular ekonomi, di mana keuntungan berputar di sekitar petani,” tutup Teten.
Dalam kesempatan itu, turut hadir Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky. Dia menegaskan, fungsi entitas koperasi sangat menguntungkan bagi para petani. Misalnya saat ada kendala pupuk, dengan bergabung ke koperasi maka petani anggota koperasi akan mendapat kemudahan untuk mengakses pupuk. Koperasi diharapkan dapat mengelola lahan 1.000 ha dan pada akhirnya mampu menyejahterakan anggotanya.
Sementara itu, dalam sesi dialog antara koperasi petani dan Kementerian Koperasi dan UKM, Pengurus Koperasi Petani Indonesia Tuban, Ernan, berharap kegiatan ini dapat membawa banyak manfaat bagi para petani di Tuban. Dia menyebut, sejatinya pihak SPI telah rutin mengadakan pelatihan terkait pertanian agroekologi dan koperasi.
“Dalam rangka memperkuat kapasitas pengurus, pengawas hingga anggota koperasi petani, SPI secara rutin mengadakan pendidikan dan pelatihan tentang pertanian agroekologi dan koperasi,” kata Ernan.
Selain itu, dalam rangka HUT ke-25 SPI dan menjelang peringatan Hari Koperasi Nasional ini, Ernan berharap SPI dan Kementerian Koperasi dapat meningkatkan sinergitasnya dalam memperkuat sistem koperasi tani.
“Dan diharapkan SPI dan Kementerian Koperasi dapat menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk penguatan koperasi petani,” pungkas dia.