Petisi Kedaulatan Pangan Rakyat Indonesia

JAKARTA. Krisis harga pangan yang sempat mencuat tahun 2007-2008 lalu kembali  terulang di penghujung tahun 2010 hingga 2011. Hal ini menunjukkan bahwa krisis itu belum berlalu, hanya sempat mereda sesaat. Bahkan FAO menunjukkan indeks harga pangan periode awal tahun 2011 ini jauh lebih tinggi (251) dibandingkan dengan indeks tertinggi pada krisis pangan 2008 (213,5).

Secara Nasional, kondisi ini dirasakan pada kenaikan sejumlah komoditi pangan yang cukup signifikan, seperti kenaikan harga beras 30,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, atau harga cabe rawit yang melambung naik 119,14 persen dalam periode yang sama, disamping itu sejumlah komoditas lain seperti gula, telur, minyak goreng juga mengalami kenaikan antara 5 hingga 10 persen.

Kenaikan harga pangan seringkali tidak selalu muncul menjadi berita besar, namun dampak yang  dirasakan di tingkat rumah tangga sangat signifikan demikian juga terhadap perekonomian nasional. Terbukti kenaikan harga pangan sangat berpengaruh terhadap tingkat inflasi di Indonesia.

Rata-rata di tingkat rumah tangga, pengeluaran untuk pangan sebesar 50,62 persen dari total pengeluaran bahkan untuk rumah tangga miskin pengeluaran untuk pangan mencapai 73,5 persen dari total pengeluaran. Kenaikan 5 persen tentu sangat mempengaruhi pos pengeluaran rumah tangga.

Di tengah kondisi ini nampak bahwa jumlah penduduk miskin dan rawan pangan terbesar justru berada di pedesaan di tengah lumbung pangan negeri ini, menurut BPS jumlah orang miskin yang hidup di desa sebanyak 19,93 juta orang yang sebagian besar adalah petani.

Sejak lama Serikat Petani Indonesia (SPI) bersama petani kecil di seluruh dunia menyatakan bahwa krisis pangan terjadi karena pangan sudah tidak dikelola oleh rakyat, dalam hal ini petani sebagai produsen pangan. Pangan dan pertanian saat ini telah dikendalikan oleh perusahaan-perusahaan agribisnis yang didukung oleh berbagai kebijakan pemerintah. Penguasaan pangan oleh perusahaan telah menghilangkan makna pangan sebagai kebutuhan mendasar manusia, pangan hanya dipandang sebagai komoditas yang dapat mendatangkan keuntungan besar.

SPI melihat pentingnya melakukan konsolidasi secara internal maupun dengan organisasi tani lainnya, akademisi, politisi dan publik yang lebih luas untuk mendesakkan langkah serius dan menyeluruh mengatasi krisis pangan yang berkelanjutan ini dengan menegakkan kedaulatan pangan. Untuk itulah dilakukan serangkaian kegiatan untuk mendesakan hal ini kepada pemerintah dan lembaga legislatif.

Untuk itu SPI bersama gerakan masyarakat sosial lainnya berinisiaitif untuk membuat sebuah acara berupa:

Nama Acara :  Petisi Kedaulatan Pangan Rakyat Indonesia

Waktu :  Kamis, 24 Februari 2010/ 18.00 – 21.00 wib

Tempat : Taman Menteng, Jln. H.O.S Cokroaminto, Jakarta Pusat

Tema :   Tegakkan Kedaulatan Pangan Untuk Mengatasi Krisis Pangan

Susunan Acara :

  1. Sholat maghrib dan makan malam bersama (18.00 – 18.45)
  2. Kata sambutan panitia oleh Achmad Ya’kub (Ketua Panitia) dan Mugi Ramanu (Ketua Majelis Nasional Petani (MNP) SPI) (18.45 – 18.55)
  3. Menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan mars SPI (18.55 – 19.10)
  4. Presentasi slide foto perjuangan SPI dan La Via Campesina dalam memperjuangkan Kedaulatan Pangan, Pencapaian Henry saragih sebagai Ketua Umum SPI dan La Via Campesina (Harian The Guardian  dan The observer Inggris) (19.10 – 19.25 )
  5. Pidato politik kedaulatan pangan oleh Henry Saragih (19.25 – 19.45)
  6. Lagu-lagu perjuangan petani oleh sejati (19.45 –19.55)
  7. Sambutan mewakili: (19.55 – 20.35) Buruh: Sutrisno Sastromiharjo (Serikat Buruh Indonesia), Nelayan: Budi Laksana (Serikat Nelayan Indonesia), Ormas Tani: Muhammad Nuruddin (Aliansi Petani Indonesia), Aktivis Perempuan: Risma Umar (Solidaritas Perempuan), Aktifis Hijau: Chalid Muhammad (IHI), Berry Nahdian Furqan (Walhi), Pejuang HAM: Gunawan (IHCS), Gerakan Konsumen: Indah Sukmaningsih (IGJ), Ekonom: Syamsul Hadi (AEPI)
  8. Pembacaan  Petisi Kedaulatan Pangan Rakyat Indonesia (20.35 – 20.45)
  9. Penandatanganan petisi oleh seluruh peserta yang hadir (20.45 – 21.00)
  10. Puisi (21.00-21.10) oleh JJ Polong
  11. Penutupan (21.10)
ARTIKEL TERKAIT
“Madep Manteb Pangane Dhewe”, SPI Kulon Progo Gelar Muscab II "Madep Manteb Pangane Dhewe", SPI Kulon Progo Gelar Muscab I...
Belajar Merawat Alam Dengan Pertanian Berkelanjutan
Peringatan hari tani nasional: perkuat kesatuan kaum tani
SPI Adakan Sekolah Lapang dan Magang Pertanian Berkelanjutan...
BERIKAN KOMENTAR ...

INFO TERBARU