ASAHAN. Dewan Pengurus Cabang (DPC) Serikat Petani Indonesia (SPI) Kabupaten Asahan Sumatera Utara (MWP) menyelenggarakan musyawarah cabang (muscab) di Desa Lobu Roppa, Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (2-3 April 2013).
Ketua Badan Pengurus Wilayah (BPW) SPI Sumatera Utara Zubaidah, yang hadir dalam acara ini menyampaikan dalam perjalanan selama lima tahun kepengurusan DPC SPI Asahan, permasalahan dan dinamika yang terjadi menjadi bagian pembelajaran penting untuk membangun organisasi yang kuat. Penguatan serta konsolidasi organisasi dimulai dengan melakukan ekspansi dan membentuk kader-kader petani yang meliputi pembentukan kader CO, kader pertanian berkelanjutan dan juga kader petani paralegal serta BAKTI. Peran para kader petani tersebut ditujukan selain untuk menopang peran perjuangan di sisi lain juga berfungsi sebagai pelaksana dalam struktur kepengurusan organisasi baik di level cabang, ranting maupun basis.
“Hal ini menjadi syarat perjuangan ketika hendak melakukan program perjuangan yang salah satunya adalah pembaruan agraria guna mewujudkan kedaulatan pangan agar terbebas dari kemiskinan,” tuturnya.
Dalam acara yang dihadiri oleh perwakilan tiga Dewan Pengurus Ranting (DPR) SPI anggota DPC SPI Asahan, Majelis Wilayah Petani (MWP) SPI dan Majelis Cabang Petani (MCP) SPI Asahan ini, akhirnya memilih Syahmana Damanik sebagai Ketua Badan Pelaksana Cabang (BPC) SPI Asahan untuk periode kepengurusan 2013-2018.
“Selamat bagi Syahmana Damanik, semoga ke depannya dapat menjalankan kinerja dengan baik dan dapat bekerja sama untuk melanjutkan perjuangan kita. Semoga SPI cabang Asahan ke depannya semakin baik, tambah Zubaidah.
Sementara itu dalam kata sambutannya setelah terpilih menjadi Ketua BPC SPI Asahan, Syahmana Damanik mengemukakan perjuangan pembaruan agraria dimulai dengan melakukan reklaiming lahan-lahan pertanian anggota petani yang sebelumnya dirampas oleh oleh para penguasa modal. Namun perjuangan tersebut tidak didapat dengan upaya yang mudah, tindakan intimidasi dan kriminalisasi dengan cara-cara kekerasan dirasakan langsung oleh anggota kader petani SPI baik dari oknum aparat negara seperti oknum polisi dan TNI juga sering kali berhadapan dengan para preman dan anggota masyarakat lain yang menjadi kaki tangan para pengusaha dan perusahaan perkebunan.
“Aksi-aksi massa merupakan salah satu strategi perjuangan untuk menekan lembaga politik dan hukum guna menyelesaikan permasalahan sengketa agraria yang banyak dihadapi oleh anggota SPI disamping terus membangun jaringan dengan sesama organsasi rakyat lainnya juga membangun komunikasi politik dengan aktor pengambil kebijakan di lokal untuk berpihak kepada kepentingan perjuangan SPI, ” paparnya.
Syahmana menambahkan, selain perjuangan pembaruan agraria, organisasi secara bertahap coba memfokuskan kerja-kerjanya untuk menguatkan struktur ekonomi angggota kader petani dengan mengembangkan koperasi petani sebagai salah satu cara pembanguan ekonomi yang berazaskan kesamaan.
lanjutkan
hidup petani
hidup SPI !!!!