SERDANG BEDAGAI. Untuk merayakan peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-70, para petani anggota Serikat Petani Indonesia (SPI) melaksanakan berbagai macam kegiatan.
Dari Desa Pamah, Kecamatan Silinda, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, ratusan petani SPI, mulai dari anak-anak hingga orang tua, melaksanakan upacara bendera di pagi hari, 17 Agustus 2015 di halaman kantor sekretariat basis.
Jekson Purba, Ketua SPI Basis Pamah yang menjadi pembina upacara menyampaikan adalah kewajiban setiap warga negara untuk terus mengingat jasa-jasa pahlawan sebab karena perjuangan merekalah kita sekarang menikmati kemerdekaan.
“Oleh karena itu, untuk mengisi kemerdekaan ini, kita sebagai petani harus tetap berjuang, pergi ke ladang dan sawah kita, mengolah lahan kita, menanam, agar tetap bisa menyediakan pangan untuk keluarga, untuk masyarakat, agar kedaulatan pangan di Indonesia bisa terwujud,” paparnya.
Jekson juga mengungkapkan, selama ini kita sering memperingati Hari Kemerdekaan, tapi hanya sebatas mengadakan perlombaan dan hiburan.
“Mudah-mudahan dengan diadakannya upacara bendera ini semakin menumbuhkan kecintaan kita terhadap tanah air dan lebih memperkuat persatuan dan kesatuan kita kaum tani,” ungkapnya.
Untuk semakin memeriahkan peringatan hari kemerdekaan Indonesia ke-79, tepat setelah upacara bendera juga diadakan berbagai aneka lomba dan permainan.
Dari Kecamatan Warung Kiara, Sukabumi, Jawa Barat, petani SPI merayakan hari kemerdekaan Indonesia ke-70 dengan mengadakan pawai dan pesta rakyat.
Ketua Badan Pelaksana Cabang (BPC) SPI Sukabumi Engkos menyampaikan, petani bersama warga lainnya dengan antusis merayakan peringatan hari lahirnya republik ini.
“Kami petani menyiapkan jompana dan dompang (produksi hasil pertanian, red),” kata Engkos.
Engkos menambahkan, hari kemerdekaan Indonesia ke-70 dapat dijadikan sebagai momen untuk meningkatkan semangat perjuangan organisasi dalam usaha menjalankan pembaruan agraria untuk kedaulatan pangan dan keadilan sosial.
“Jika dahulu pejuang kita berjuang melawan penjajah yang ingin merebut tanah tumpah darah kita, hari ini kita berjuang agar setiap rakyat Indonesia mendapatkan hak-haknya, petani mendapatkan tanah untuk bertani, dan dilindungi hak-haknya,” tambah Engkos.