Saatnya Petani Bersatu

JAKARTA. Serikat Petani Indonesia (SPI) bersama Aliansi Petani Indonesia (API) dan Wahana Masyarakat Tani Indonesia (WAMTI) melaksanakan Semiloka Forum Petani Nasional di gedung YTKI Jakarta Siang ini (21/09). Acara ini sendiri merupakan bagian dari peringatan setengah abad Hari Tani Nasional yang diperingati pada 24 September mendatang.

Henry Saragih, Ketua Umum SPI mengungkapkan bahwa acara ini merupakan refleksi Hari Tani yang ke-50 sekaligus ajang menuju konsolidasi petani nasional.

“Pencapaian Ormas Tani seperti SPI dan lainnya sudah cukup membanggakan dan berhasil merepresentasikan kepentingan petani kecil. Perjuangan konsolidasi yang dimulai dari kampung-kampung ini akhirnya berhasil membawa suara petani sampai ke tingkat internasional. Pengakuan Hak Asasi Petani oleh PBB merupakan contoh nyata dari kerja keras kita selama ini” ungkap Henry.

Henry yang menjadi narasumber dalam acara ini juga menyampaikan bahwa anggapan umum tentang krisis pangan yang saat ini terjadi di dunia merupakan omong kosong belaka. Menurutnya pangan dunia saat ini cukup berlimpah namun bukan digunakan untuk memenuhi konsumsi manusia melainkan dijadikan bahan bakar alternatif (biofuel) dan digunakan untuk industry skala besar.

“Jadi saat ini kontrol pangan tidak lagi di tangan petani kecil, melainkan terletak di perusahaan-perusahaan transnasional (TNCs) yang hanya berorientasikan keuntungan belaka” ujar Henry yang juga Koordinator Umum La Via Campesina (Gerakan Petani Internasional).

Sementara itu, Agusdin Pulungan dari WAMTI mengungkapkan bahwa petani bergantung pada negara. Oleh karena itu negaralah yang memiliki kemampuan untuk mensejahterakan namun justru juga bisa menjatuhkan dan menyengsarakan petani.

“Saat ini pembangunan sarana pertanian yang betul-betul untuk petani tidak dilakukan oleh Pemerintah kita. Distribusi anggaran yang tidak merata dimana 70 persen dialokasikan untuk pembangunan perkotaan dan sisanya untuk pedesaan adalah bukti nyatanya” ungkap Agusdin.

Selain diikuti oleh 13 organisasi tani di Indonesia, acara ini juga dihadiri oleh para akademisi seperti Profesor Gunawan Wiradi  dan Prof. Dr. Sediono MP. Tjondronegoro dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Acara ini juga menghadirkan M. Husein Sawit yang merupakan peneliti riset bidang ekonomi dan kebijakan pertanian sebagai narasumber.

“Saya sangat senang dan bangga bisa hadir di forum petani nasional ini. Sekaranglah saatnya kaum tani bersatu dan bersama-sama membangun masyarakat tani di Indonesia” ungkap Gunawan Wiradi.

ARTIKEL TERKAIT
reforma agraria sejati Safari Ramadan DPP SPI di Sukabumi: Bersama Menuju Daulat Pa...
Tak Serius Urus Pangan dan Pertanian
Membangun Kemandirian dan Keswadayaan A la Petani SPI Meunas...
Catatan Kritis: Impor Daging Sapi Untuk Siapa?
BERIKAN KOMENTAR ...

INFO TERBARU