JAKARTA. Minggu, 29 Juli 2018, bumi Nusa Tenggara Barat (NTB) diguncang gempa bumi berkekuatan 6,4 SR. Bencana alam ini menyebabkan kerusakan dan korban jiwa yang tidak sedikit. Para petani anggota Serikat Petani Indonesia (SPI) yang berada di Lombok Utara pun terkena dampak.
Zakaria, Ketua SPI NTB memaparkan, dampak terparah bagi para petani SPI adalah mereka yang berlokasi di Bakong, Dusun Pademare, Desa Sambik Elen, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, NTB.
“Ada seorang korban meninggal dunia selain korban luka-luka. 20-an rumah petani SPI runtuh total, dan hampir semua rumah di sana mengalami retak-retak, serta 1 masjid runtuh,” jelas Zakaria (29/07).
“Untuk tidur, para petani saat ini mendirikan tenda-tenda, membuat dapur umum, dan sangat membutuhkan solidaritas berupa sembako, dan obat-obatan,” lanjut Zakaria di malam pertama pasca gempa bumi terjadi
Kabar dukacita ini sampai ke petani SPI senusantara. Kepada saudara-saudari di NTB, para petani SPI dari berbagai wilayah nusantara memberikan solidaritasnya.
“Mari galang solidaritas dari anggota SPI, keluarga dan jiran tetangga kita untuk meringankan beban keluarga kita di Lombok,” kata Ketua Umum SPI Henry Saragih.
Akhirnya, hari ini, Sabtu, 04 Agustus 2018, solidaritas tersebut dibagikan langsung kepada para korban yang terkena dampak. Solidaritas dibagikan langsung oleh Zakaria selaku Ketua SPI NTB.
“Ibu-bapak petani di sini mengucapkan terimakasih buat saudara-saudarinya yang sudah memberikan solidaritasnya,” tutur Zakaria.