SPI Berdiri Tegak di Aceh Tamiang

ACEH TAMIANG. Geliat perjuangan Serikat Petani Indonesia (SPI) yang membela petani kecil melalui pertanian berkelanjutan untuk menegakkan kedaulatan pangan masyarakat dan menolak neoliberalisme akhirnya menyentuh bumi Aceh Tamiang. 1 Juli 2011 yang lalu, terbentuklah Dewan Pengurus Cabang (DPC) SPI Aceh Tamiang melalui deklarasi yang dihadiri oleh puluhan petani perwakilan basis dan ranting SPI.

Pada deklarasi yang dilaksanakan di Pusdiklat Yayasan Bingkai Alamraya (YBA), Desa Perkebunan Tanjung Seumantoh, Kabupaten Aceh Tamiang ini, Henry Saragih, Ketua Umum SPI menyampaikan bahwa perjuangan petani hari ini mutlak diperlukan guna mempertahankan negara dari krisis pangan yang saat ini melanda dunia.

Henry menyebutkan bahwa setiap tahun angka kelaparan semakin meningkat di dunia. Bahan pangan dikuasai oleh perusahan-perusahan besar. Oleh karenanya perjuangan yang dilakukan SPI adalah mendorong negara ini agar mampu memajukan pertaniannya demi kedaulatan petani dan negara. Di sisi lain, hari ini petani tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan benih di lahannya sendiri, benih-benih lokal telah punah.

“Kehadiran SPI salah satunya agar petani mampu menangkar benih-benih lokal dan menggali tehnik pertanian berbasis keluarga dengan kaidah pertanian berkelanjutan,” tutur Henry.

Sementara itu, Ketua Panitia Persiapan Wilayah SPI Nangroe Aceh Darussalam, Agus Syahputra menyampaikan bahwa Kabupaten Aceh Tamiang ini merupakan pintu masuk ke propinsi Aceh. Kekayaan alamnya cukup besar, namun saat ini perkebunan kelapa sawit begitu berkembang dengan sembilan pabrik pengolahan kelapa sawit di daerah ini. Lahan pertanian semakin sempit, hutan telah diganti menjadi hutan homogen, di pesisir pantai bakau hampir punah dengan pengalihan fungsi lahan.

“Saya yakin dan percaya kita semua akan dapat memberikan trobosan baru bagi daerah kita ini bahwa pertanian akan mampu mensejahterakan daerah ini. Ini dapat kita raih ketika kehadiran SPI Cabang Aceh Tamiang mampu membuktikan bahwa kita dapat memberikan solusi dalam pertanian sehingga pemerintah daerah ini tidak lagi mengandalkan perusahan-perusahan besar dengan mengabaikan sektor lapangan pekerjaan yang dilakukan rakyat selama ini,” ungkap Agus.

Deklarasi SPI Aceh Tamiang ini juga sekaligus Musyawarah Cabang (muscab) pertama. Dengan dihadiri dan diikuti oleh tiga ranting (ranting Bendahara, Karang Baru, Banda Mulia),  dan 1 ranting persiapan (ranting Rantau) dengan jumlah basis 17 basis, Muscab memilih Zainul Akbar sebagai Ketua Badan Pelaksana Cabang (BPC) SPI Aceh Tamiang.

Dalam sambutannya, Zainul Akbar menyampaikan bahwa amanah yang dipercayakan akan diemban sekuat tenaga.

“Terima kasih pada semua rekan-rekan yang telah mempercayakan saya sebagai Ketua SPI Aceh Tamiang, kerja kita sangat berat, mari kita bergandeng tangan agar cita-cita luhur kita semua melalui bendera SPI terwujud,” ungkap Zainul.

Deklarasi dan Muscab ini juga dihadiri oleh instansi pemerintahan seperti dari Dinas Pertanian Aceh Tamiang, serta beberapa Kepala Desa setempat.

 

 

ARTIKEL TERKAIT
Belajar Merawat Alam Dengan Pertanian Berkelanjutan
Occupy Jakarta: Gerakan Baru Menentang Kapitalisme
Aksi Tolak APEC dan WTO di Kementerian Keuangan Aksi Tolak APEC dan WTO di Kementerian Keuangan
NTP Perkebunan Rakyat Naik, Harapan dan Cemas Berlanjut
BERIKAN KOMENTAR ...

INFO TERBARU