BIREUEN. Dewan Pengurus Cabang (DPC) Serikat Petani Indonesia (SPI) Biereun melaksanakan pelatihan agroforestri, dan pertanian organik di aula kantor Green Aceh Community, Desa Cot Merak Timu, Kabupaten Biereun-NAD (19-21 Februari). Acara yang dilaksanakan bersama dengan Aceh Green Community, Yayasan Leuser Indonesia, dan Forum DAS Krueng Peusangan ini diikuti setidaknya dua puluhan petani dan pegiat lingkungan lainnya.
Menurut Ketua Badan Pelaksana Cabang (BPC) SPI Biereun Azhari pelatihan kali ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan petani dalam memanfaatkan lingkungan sekitarnya untuk melakukan pertanian organik.
“Tujuan dari pelatihan ini untuk menambah kemampuan petani terutama yang bermukim di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Peusangan untuk melakukan pertanian organik yang sudah terbukti mampu menjaga kelestarian lingkungan,” ungkap Azhari.
Azhari menambahkan, pelatihan yang berlangsung tiga hari ini diisi dengan penyampaian cukup banyak materi seperti tentang agroforestry, pembibitan, revolusi hijau, asal usul pupuk kimia, bahaya zat-zat kimia, tentang bahaya bibit rekayasa genetika, dan lainnya.
“Selain materi peserta juga dibekali praktek langsung pembuatan pupuk organik,” tambah Azhari
Sementara itu menurut perwakilan SPI Aceh Agus Syahputra, pelatihan ini cukup penting karena meningkatkan kesadaran petani lokal untuk bertani dengan menerapkan prinsip-prinsip agroekologis ataupun organik yang mampu menjaga lingkungan.
Agus menjelaskan, DAS Peusangan dalah salah satu kawasan tangkapan air yang cukup penting untuk wilayah tengah dan utara Aceh. Selama ini DAS Peusangan telah memberi manfaat cukup besar bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya karena menyediakan air untuk kehidupan dan kebutuhan irigasi pertanian. DAS Peusangan juga berkepentingan terhadap penyangga kehidupan, sosial dan ekonomi masyarakat.
“Oleh karena itu dengan dilaksanakannya pelatihan ini, semoga para peserta mampu menularkan semangat bertani dan melestarikan lingkungan ke masyarakat di sekitarnya, sehingga DAS Peusangan ini tetap mampu menjadi penyangga kedaulatan pangan masyarakat sekitarnya. Nantinya setelah tiga bulan, akan kita adakan evaluasi untuk melihat perkembangan dan keberhasilan pelatihan ini,” jelasnya.