CIREBON. Serikat Petani Indonesia (SPI) mendukung penuh Cirebon menjadi daerah yang berdaulat pangan melalui pertanian agroekologi yang ramah lingkungan. Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum SPI, Henry Saragih pada saat acara peresmian Rumah Percontohan Pembuatan Pupuk Organik (RP3O) milik Dewan Pengurus Cabang (DPC) SPI Cirebon, di desa Nanggela, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon, kemarin (05/07).
Dalam acara yang juga merupakan rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) SPI ke-14 ini, Henry menyampaikan bahwa semoga dengan adanya rumah organik ini mampu menjadi awal kebangkitan petani Cirebon.
“Dari satu pabrik kompos ini insya Allah bisa membawa perubahan sistem pertanian di Cirebon. Mari kita meninggalkan pertanian konvensional – yang mengandalkan pestisida dan bahan kimia – lalu beralih ke pertanian agroekologi yang ramah lingkungan dan tidak memberatkan petani, sehingga kedaulatan pangan masyarakat Cirebon dapat dicapai,” ungkapnya.
Henry menambahkan, petani Indonesia bukanlah petani yang malas. Produksi pertanian Indonesia menggungguli negara-negara lain. Untuk beras misalnya, Henry menyampaikan bahwa produksi beras Indonesia adalah yang tertinggi di dunia setelah Cina dan India.
“Tapi kita seolah selalu kekurangan pangan karena sistem pertanian kita didikte oleh perusahaan-perusahaan besar multinasional. Sejak 1998 sistem perdagangan pertanian Indonesia sudah “diatur” oleh mereka. Oleh karena itu hanya tangan-tangan kita para petanilah yang mampu menjaga bumi pertiwi ini, yang bisa mewujudkan kedaulatan pangan. Di ulang tahunnya yang ke-14 ini SPI berharap agar rakyat Cirebon mampu berdaulat dalam pangan dan berdaulat dalam ekonomi,” papar Henry.
Menurut Mae Azhar, Ketua Badan Pelaksana Cabang (BPC) SPI Cirebon, semoga hadirnya rumah kompos ini semakin memberi semangat petani, khususnya di Kecamatan Greged dan Kabupaten Cirebon pada umumnya, untuk mau beralih dari pertanian konvensional ke pertanian agroekologi.
“Rumah kompos ini nantinya diharapkan akan mampu memproduksi pupuk kompos yang merupakan salah satu komponen penting dalam menerapkan pertanian agroekologi yang ramah lingkungan sehingga mampu berkontribusi untuk kedaulatan pangan lokal,” ungkapnya.
Perwakilan Bupati Cirebon, Ali Effendi yang hadir dalam acara ini menyampaikan bahwa pemerintah mendukung penuh SPI dalam usahanya memandirikan petani.
“Sama seperti SPI, kami juga menyetujui alih fungsi lahan pertanian yang bisa mengancam kedaulatan pangan di Cirebon ini. Mengenai pertanian agroekologi atau pertanian organik ini kami juga mendukung penuh, karena selain ramah lingkungan dan menyehatkan pertanian seperti ini juga menghambat organisme pengganggu tanaman (OPT),” ungkap pria yang juga Kadis Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Cirebon ini.
Setelah peresmian RP3O, acara dilanjutkan dengan diskusi petani se-Jawa Barat mengenai pertanian agroekologis dan perannya dalam kedaulatan pangan.