PRINGSEWU. Pembangunan demplot pertanian agroekologis atau organik sangat penting. Hal itu diutarakan oleh Ketua Badan Pelaksana Wilayah (BPW) Serikat Petani Indonesia (SPI) Lampung Muhlasin saat menerima kunjungan anggota DPD RI Anang Prihantono di sekretariat SPI Lampung di Pringsewu, kemarin (28/04).
Dalam pertemuan tersebut Muhlasin menyampaikan, demplot pertanian agroekologi mutlak dibangun agar para petani yang masih menggunakan sistem konvensional yakin dan percaya.
“Cara bertani agroekologis ini kan mampu menghasilkan pangan yang sehat dan hasil panen yang tidak kalah dengan pertanian konvensional. Maka dari itu pembangunan demplot menjadi penting agar menjadi bukti kongkrtit,” kata Muhlasin.
Dalam diskusi Muhlasin menyampaikan, salah satu penyebab banyaknya petani sekitar Pringsewu enggan beralih menggunakan pupuk organik adalah kepemilikan lahan.
“Disini kebanyakan petaninya tidak punya lahan jadinya mereka menyewa lahan. Kalau pun ada yang punya lahan luasnya tidak lebih dari 2.500 meter persegi. Akibatnya mereka takut kalau menggunakan pupuk organik hasil panennya malah tidak maksimal,” kata Muhlasin.
Meski demikian, sambung Muhlasin, SPI Lampung sendiri telah memiliki demplot-demplot pertanian organik dan menerapkannya langsung dalam kegiatan bertani setiap hari, walau jumlahnya masih terbatas.
“Kami SPI Lampung secara rutin memproduksi pupuk bokashi yang notabene pupuk organik untuk melepaskan ketergantungan kami dari pupuk dan pestisida kimia,” ungkap Muhlasin.
Muhlasin menambahkan, pemerintah harus mendukung inisiatif-inisaitif petani yang ingin mandiri dan berdaulat, mulai dari benih asing, pupuk kimia, dan lainnya.
“Peran pemerintah sangat vital. Pemerintah harus hadir mengakomodir kepentingan kami petani kecil,” tambahnya.
Menanggapi hal ini, Anang Prihantono menyampaikan pihaknya mengapresiasi inisiatif SPI Lampung.
“Kami akan terus bekerja bersama petani. Kami juga mendukung penguatan ormas tani,” tuturnya.