Menyambut HUT ke-11, pada 22 Juni lalu, SPI meresmikan pendirian Bank Benih SPI sebagai salah satu upaya konkret perjuangan pembaruan agraria oleh kaum tani. Kelahiran Bank benih SPI ini telah diinisiasi sejak awal tahun 2009 lalu. Beberapa persiapan strategis dan operasional mulai dilakukan secara efektif pada bulan April dan bulan Mei 2009. Setelah melakukan beberapa persiapan teknis dan strategis, Bank Benih SPI akhirnya diresmikan pendiriannya pada tanggal 22 Juni 2009 bertempat di desa Cibeureum, situ leutik, Dramaga, Bogor. Peresmian ini dihadiri oleh staf dan beberapa ketua departemen dari DPP SPI, direktur ICBB (Indonesian centre for Biodiversity and Biotechnology), kepala desa Dramaga, anggota SPI cabang Bogor dan masyarakat setempat.
Dalam peresmian tersebut mengemuka bahwa sebagian besar petani di Bogor seringkali kesulitan dalam mengakses benih dan pupuk. Menurut kepala desa Dramaga, Bapak yayat, selain faktor pembangunan sektor non pertanian yang mengakibatkan konversi lahan, hal tersebut pulalah yang menyebabkan jumlah petani di kecamatan Dramaga semakin berkurang dari waktu kewaktu.
Permasalahan ini turut dikemukakan oleh direktur ICBB (indonesia Centre for Biodiversity and Biotechnology) Dr. Ir. Andreas. Dosen Institut pertanian Bogor tersebut menyebutkan beberapa kasus kriminalisasi petani yang menyilangkan dan menyediakan benih jagung sendiri. Petani tersebut dikenai sanksi hukum karena menyilangkan dan memproduksi benih jagung sendiri akibat melonjaknya harga benih jagung yang dijual oleh pihak swasta. Selain mahal, jagung tersebut hanya bisa sekali tanam, sehingga petani harus membelinya kembali ketika musim tanam tiba. Dalam kesempatan tersebut, Bapak Andreas juga menyatakan kebanggaanya atas berdirisinya Bank Benih SPI sebagai Bank Benih pertama yang dimiliki petani di Indonesia.
Sementara itu, Achmad Ya’kub selaku Ketua SPI menyampaikan bahwa pembentukan Bank Benih petani ini merupakan salah satu implementasi dari gerakan pembaruan agraria. Pembaruan agraria merupakan suatu perombakan yang melakukan redistribusi akses kepada petani terhadap sumber-sumber produksi baik itu tanah, air, benih, teknologi ataupun pemasaran. Melalui pendirian Bank Benih, diharapkan petani akan mandiriri dan tidak tergantung lagi dengan benih yang dijual oleh perusahaan produsen benih, terlebih perusahaan agribisnis asing.
Persemian Bank Benih SPI ditandai dengan pemotongan pita dan pembukaan plang Bank Benih SPI oleh ketua departemen Pendidikan SPI, Syahroni. Pada kesempatan itu, Syahroni menyatakan bahwa Bank Benih SPI memiliki 3 fungsi utama, fungsi ekonomi, fungsi konservasi dan fungsi pendidikan dan penelitian bagi petani. Dalam Acara persemian Bank benih ini juga dilakukan penyerahan secara simbolis 21 macam benih lokal dari petani anggota SPI cabang Bogor kepada koordinator Bank Benih SPI, Titis Priyo widodo. Titis kemudian menyampaikan rasa harunya atas sambutan dari ICBB, petani anggota SPI dan masyarakat setempat atas diresmikannya Bank Benih SPI tersebut, “saya berharap, Bank Benih SPI bisa memberikan kontribusi yang nyata terhadap kesejahteraan petani di Bogor pada khususnya dan petani di Indonesia pada umumnya” imbuhnya.
Apakah kita bisa barter benih padi lokalnya karena kita lagi mengembangkan pertanian padi organik di Bojonegoro dan Mojokerto, Jawa Timur. Kita sudah ada padi hitam, merah, cianjur, pandan wangi, mentik wangi. Terima kasih