BOGOR. Serikat Petani Indonesia (SPI), mengadakan sekolah lapang pertanian berkelanjutan angkatan ke III di Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Pertanian Berkelanjutan, Desa Cibeureum, Bogor (16/04). Peserta sekolah lapang ini berjumlah 12 orang, yang diutus oleh Dewan Pengurus Wilayah SPI di setiap provinsi di Indonesia. Selama dua bulan ke depan para peserta akan berpraktek dan mendalami materi pertanian berkelanjutan atau lebih dikenal dengan pertanian organik, dari para pengajar di Pusdiklat SPI.
Dalam pembukaan resmi sekolah lapang ini, Ali Fahmi, Ketua Departemen Penguatan, Pengawasan dan Konsolidasi Organisasi Nasional SPI menngatakan bahwa sekolah lapang ini bertujuan untuk menghasilkan kader-kader SPI yang tidak hanya mengerti pengetahuan organisasi perjuangan, tetapi mengetahui teknis keterampilan pertanian berkelanjutan secara menyeluruh. Hal tersebut dilakukan dalam rangka melayani, memenuhi, dan mewujudkan cita-cita perjuangan organisasi yang mengedepankan sistem pertanian berkelanjutan. “Jadi begitu sekolah lapang ini selesai, mereka diharapkan langsung mendistribusikan ilmu mereka ke petani-petani di daerahnya, jangan ilmunya dipendam untuk diri sendiri saja” tambah Ali.
Kepala Sekolah lapang pertanian berkelanjutan, Titis Priyo Widodo, mengungkapkan bahwa peserta sekolah pertanian berkelanjutan harus dapat mengaplikasikan teori yang diberikan oleh pengajar di Pusdiklat. Peserta juga harus bisa memadukan pengalaman bertani dengan teori-teori yang diberikan, “Sehingga nantinya mereka tidak hanya menjadi kader yang pasif tanpa mempraktekkan apa yang telah didapatkan, akan tetapi dapat menjadi guru, dan pejuang organisasi”, ungkap Titis.
Syafiuddin, salah seorang peserta sekolah lapang asal Nusa Tenggara Barat menyampaikan bahwa mudah-mudahan materi yang disampaikan mampu memperkaya pengetahuan dan wawasan para peserta mengenai pertanian berkelanjutan yang berorientasikan organik. “Saya pribadi berharap bahwa materi yang disampaikan pada sekolah magang ini mampu saya terapkan dan bagikan kepada teman-teman petani di daerah saya, sehinggga konsep pertanian berkelanjutan milik SPI ini dapat lebih dikenal di setiap daerah di Indonesia” tambah Syafiuddin.