KUANSING. Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Serikat Petani Indonesia (SPI) Riau mengapresiasi tokoh-tokoh masyarakat di Desa Logas dan Lubuk Kebun, Kabupaten Kuansing. Hal ini diutarakan Ketua Badan Pelaksana Wilayah (BPW) SPI Riau Misngadi saat temu ramah Pengurus DPW SPI Riau dengan Kepala Desa Logas dan Kepala Desa Lubuk Kebun beserta jajarannya (tokoh masyarakat, BPD dan Karang Taruna dari perwakilan dua desa tersebut) serta tokoh adat dari Kenagarian Logas Tanah Darat di kantor Desa Logas Kec Logas tanah Darat, kemarin (15/12).
Dalam temu ramah tersebut, Misngadi menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada seluruh Kepala Desa, tokoh adat, tokoh masyarakat, pemuda dan karang taruna yang ada di dua desa tersebut yang selama ini telah mewakili negara untuk hadir di tengah-tengah masyarakat, yang berada di tengah belantara jauh dari keramaian kota dan jangkuan dari pemerintah (negara) baik pusat maupun daerah.
“Bagi anggota SPI di sini, Kepala Desa dan datuk adalah pahlawan, keberadaan masyarakat diurus sebagaimana mestinya warga negara yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama di tempat lain,” kata Misngadi.
Sementara itu, Ketua Badan Pelaksana Cabang (BPC) SPI Kabupaten Kuansing Effendi Silalahi, yang juga turut hadir dalam temu ramah ini, mengemukakan salah satu tujuan acara ini adalah untuk menyatukan persepsi antara SPI Riau dan seluruh elemen kelembagaan di dua desa ini dalam perencanaan Penataan Ulang Kawasan Hutan di eks HPH PT HSL setelah dibentuknya tim RETNBM (Revitalisasi Ekosistem Taman Nasional Berbasis Masyarakat) oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).
“Mengenai lahan eks HPH PT HSL akan dikelola dengan baik, melestarikan tanaman hutan untuk keberlanjutan lingkungan, pola kebun sawit berkelanjutan dan tanaman tidak monokultur yang mengarah pada pertanian model agroekologi,” kata Effendi
“SPI juga ingin menjalankan Koperasi Petani Indonesia (KPI) di empat Basis SPI di dua desa ini,” tambahnya.
Menanggapi hal ini, Datuk H. Darwis sebagai perwakilan tokoh adat mengatakan pentingnya seluruh elemen masyarakat desa memahami pentingnya organisasi SPI yang sebenarnya sudah cukup lama hadir di Kuansing dan sudah banyak yang dilakukan oleh SPI untuk memperjuangkan kepentingan petani dan masyarakat perdesaan. Terutama keberhasilan terbesar SPI adalah ikut mendorong Kementerian LHK mencabut izin HPH PT HSL pada tahun 2015.
“Namun demikian perjuangan panjang masih harus dilakukan karena kawasan tersebut masih dalam kawasan hutan yang saat ini termasuk target penyelesaian oleh Kementerian LHK untuk dijadikan kawasan perhutanan sosial,” kata Darwis.