World Social Forum 2008: Global Day of Action

Another Indonesia is Possible, Jalan Baru Indonesia Tanpa Neoliberalisme

World Social Forum (WSF) secara historis merupakan agenda rakyat, dalam konteks gerakan sosial, untuk menyikapi isu-isu yang mengemuka di dunia. Secara paralel, WSF yang merupakan open space kerakyatan juga selalu vis-a-vis dengan World Economic Forum (WEF) yang dilaksanakan di resor ski mewah di Kota Davos, Swiss. Dengan ini, semangat WSF jelas adalah sebagai antitesis dari kebijakan dan praktek neokolonialisme-imperialisme yang dibahas oleh pemerintah dan ekonom di WEF.

Sudah tujuh kali WSF digelar dari tahun 2001 hingga 2007. Semangat untuk mewujudkan alternatif seperti semboyan “Another World Is Possible” tetap ada, dan praktek-praktek perjuangan rakyat di seluruh dunia menjadi buktinya. Namun WSF sendiri dikritik karena kurang fokus terhadap output riil di tingkatan keseharian, sementara dinamika internal WSF juga semakin beragam. Hal ini mempengaruhi posisi WSF sebagai forum yang cukup kuat sebagai rival kebijakan dan praktek neokolonialisme-imperialisme. Posisi WSF kian tahun kian lemah, sementara laju neokolonialisme-imperialisme makin menggurita, makin ekspansif, makin membunuh rakyat. Kenyataan tak lain disebabkan semangat WSF ‘dikhianati’ oleh peserta-peserta WSF yang makin tidak fokus: ekonom, bahkan organisasi-organisasi yang nyata-nyata tidak membela kepentingan rakyat seperti USAID, Ford Foundation dan NGOs yang menjadi antek-anteknya.

Sebagai evaluasi kritis dari proses tersebut, maka WSF tahun 2008 ditransformasikan menjadi Global Day of Action. WSF tidak lagi dipusatkan menjadi forum yang cair, juga tidak terpusat di sebuah open space pada lokasi tertentu. Kini WSF dilakukan di tiap negara, dengan mengedepankan isu-isu yang riil (dan sesuai dengan semangat awal WSF) di tingkat nasional. Dengan ini, diharapkan inisiatif-inisiatif bisa datang dari gerakan rakyat dengan konteks yang lebih fokus. Isu-isu yang diusung pun bisa lebih mantap dicerminkan melalui perjuangan rakyat yang sudah dilakukan selama ini, baik petani, buruh, nelayan, pemuda dan mahasiswa, gerakan perempuan, gerakan lingkungan dan gerakan anti-utang. Sementara solusi yang ditawarkan bisa langsung mengena sesuai dengan konteks ekonomi-politik-sosial-budaya rakyat yang bersangkutan.

Menyikapi hal tersebut, gerakan rakyat Indonesia yang tergabung dalam GERAK LAWAN (Gerakan Rakyat Lawan Neokolonialisme-Imperialisme), yang sejak tahun 2005 aktif memperjuangkan isu-isu rakyat akan turut berpartisipasi dalam Global Day of Action/WSF 2008. Gerakan rakyat seperti ini, adalah sebagai solusi nyata melawan kebijakan dan praktek neokolonialisme-imperialisme. Gerakan rakyat juga mengerucut, lincah dan kuat untuk melibas musuh-musuh rakyat. Pendidikan, aksi massa dan kampanye yang secara kontinyu dilakukan oleh massa aksi akan mengkristal menuju keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dan, cita-cita rakyat untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta dalam upaya perdamaian dunia mutlak diperjuangkan. Another Indonesia is possible: Indonesia tanpa kebijakan dan praktek neoliberalisme. Indonesia yang bebas dari neokolonialisme-imperialisme!

ARTIKEL TERKAIT
Perayaan Panen Raya SPI Sumatera Utara Basis Desa Pamah, Kab...
Peringatan Hari Buruh 2011: Indonesia dalam Gurita Korporato...
NTP Hortikultura Mei 2015 Turun Lagi, Program Pemerintah Bel...
Halal Bi Halal Idul Fitri 2013 di Kediaman Ketua Umum SPI Halal Bi Halal Idul Fitri 2013 di Kediaman Ketua Umum SPI
BERIKAN KOMENTAR ...

INFO TERBARU