JAKARTA. Serikat Petani Indonesia (SPI) bersama puluhan pemuda yang berasal dari gerakan sosial dan beberapa Universitas di Jakarta menggelar aksi pemuda peduli pangan di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, tadi pagi (16/10). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk perayaan Hari Pangan Sedunia ke-31 yang diperingati setiap tahunnya pada 16 Oktober.
Wahyu Agung Perdana, mewakili SPI menyampaikan bahwa pada perayaan Hari Pangan Sedunia kali ini, Indonesia sebagai negara agraria justru semakin jauh dari kedaulatan pangan. Hal ini disebabkan karena kebijakan impor produk pangan yang dilakukan oleh rezim pemerintahan yang neoliberal dan pro terhadap pasar.
“Yang terakhir adalah impor kentang yang telah menyengsarakan petani dari Dataran Tinggi Dieng, yang telah menyengsarakan sekitar 72.000 Kepala Keluarga disana,” tutur Wahyu.
Sementara itu, Yuyun Harmono dari Koalisi Anti Utang (KAU) menyampaikan bahwa WTO (World Trade Organization-Organisasi Perdagangan Dunia) dan kelompok negara anggota G-20 adalah dua faktor yang bertanggungjawab terhadap kebijakan pangan di Indonesia. Dia menilai dua kelompok tersebut hanya mewadahi kepentingan negara besar dalam menjajah petani nasional. Mekanisme penjajahan tersebut dengan jaringan kredit lewat bank-bank multinasional seperti Goldman Sach, Deutsche Bank maupun JP Morgan.
“G20 tidak bisa melarang penjajahan ini bahkan menjadi kepanjangan tangan dari korporasi multinasional dan perbankan global,” tuturnya.
Saiful Munir, seorang mahasiswa yang hadir dalam aksi kali ini menyampaikan bahwa kaum muda haruslah peduli terhadap permasalahan yang dihadapi oleh bangsa ini. Dalam aksi peringatan Hari Pangan Sedunia kali ini, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta tersebut menghimbau agar masyarakat Indonesia mengkonsumsi pangan lokal dari petani lokal dan menolak untuk mengkonsumsi pangan hasil impor.
“Hasil pangan dari petani lokal kita tidak kalah dengan yang diimpor, justru lebih enak dan bergizi. Marilah kita mengkonsumsi pangan lokal dari petani lokal kita sehingga akan tercapai kedaulatan pangan di Indonesia,” tuturnya.
Aksi kali ini juga menampilkan poster yang terdiri atas ratusan foto mendukung kedaulatan pangan. Selain SPI dan KAU, aksi ini juga dihadiri oleh WALHI, FPPI, API, JATAM, dan para mahasiswa/i dari beberapa universitas di Jakarta dan sekitarnya.