JAKARTA. Kedaulatan pangan adalah hak setiap bangsa dan setiap rakyat untuk memproduksi pangan secara mandiri dan hak untuk menetapkan sistem pertanian, peternakan, dan perikanan tanpa adanya subordinasi dari kekuatan pasar internasional. Petani kecil yang bertani dengan berbasis agroekologis dan pertanian keluarga adalah penjaga kedaulatan pangan sebuah bangsa. Untuk mendukung petani dalam menjaga kedaulatan pangan, Serikat Petani Indonesia (SPI) mendukung sebuah inisiatif para pemuda/i untuk mendirikan Youth Food Movement (Gerakan Pangan Pemuda) Indonesia (YFMI).
YFMI adalah sebuah komunitas pemuda yang peduli atas kedaulatan pangan Indonesia. Inisiatif pembentukan komunitas ini muncul berbarengan dengan kondisi pangan yang makin kritis, mulai dari krisis harga, minimnya lahan, ketergantungan impor pangan, dan berbagai isu yang melingkupinya.
Muhammad Ikhwan, salah satu inisiator YFMI memaparkan, saat ini pertanian bukan lagi menjadi primadona bagi sebagian besar angkatan kerja produktif, hampir 60% pekerja sektor pertanian berusia diatas 40 tahun. Indonesia merupakan negara yang luas dengan jumlah penduduk lebih dari 220 juta jiwa dimana proporsi terbesar dari populasi berusia antara 10-40 tahun. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan ada sekitar 10,2 juta jiwa pengangguran terbuka (open unemployment) di Indonesia di mana sebagian besar diantaranya adalah pemuda.
Menurutnya, saat ini Indonesia masih menjadi net importir pangan. Pada paruh pertama tahun 2011, impor pangan Indonesia mencapai 6,35 miliar Dollar AS atau sekitar 57,6 triliun rupiah, jumlah ini naik 18,7 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,35 miliar Dollar AS.
“Jumlah anggaran yang sangat besar tersebut tentu akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk pembangunan pertanian lokal dan memberikan subsidi bagi petani, mendukung perbaikan pelayanan pendidikan dan kesehatan khususnya di wilayah pedesaan. Dengan demikian pertanian berkelanjutan berbasis keluarga akan semakin berkembang sehingga mampu mengurangi angka pengangguran terbuka (open unemployment) sekitar 10,2 juta jiwa di Indonesia dimana sebagian besar diantaranya adalah pemuda,” papar Ikhwan yang juga Ketua Departemen Luar Negeri, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Serikat Petani Indonesai (SPI), di Jakarta siang ini (19/04).
Ikhwan menambahkan, dengan kebijakan anggaran yang pro terhadap petani kecil dapat dipastikan sektor pertanian khususnya sub-sektor pertanian pangan akan menarik minat anak muda khususnya di pedesaan, sehingga mereka tidak lagi menggantungkan hidup dengan pindah ke kota.
“Selain itu, pertanian agroekologis berbasis keluarga juga ramah lingkungan, karena input pertanian tidak bergantung pada pupuk kimia, tanah yang diolah dengan cara ini juga menjadi lebih subur,” tambahnya.
Malam Kedaulatan Pangan
Sementara itu menurut Yuyun Harmono, yang juga salah seorang inisiator YFMI, keterlibatan pemuda baik di pedesaan maupun perkotaan untuk ikut terlibat dalam menyelesaikan persoalan tersebut menjadi kunci mewujudkan kedaulatan pangan.
“Masa depan pertanian berkelanjutan terletak pada pemuda taninya dan kelompok pemuda yang peduli persoalan pangan. Di tangan mereka akan dimulai “gerilya” kota dan desa untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat pangan. Berangkat dari keyakinan ini, YFM Indonesia dibentuk,” jelas Yuyun.
YFMI sendiri sudah beberapa kali melaksanakan kegiatan yang melibatkan pemuda, seperti kemah pemuda, hinggga diskusi dari kampus ke kampus. Agar semakin banyak pemuda di Indonesia yang menyadari tentang pentingnya kedaulatan pangan, SPI bersama YFMI dan Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Indonesia berencana untuk menggelar malam kedaulatan pangan. Acara ini rencananya akan digelar di Auditorium Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), pada 12 Juni 2013, mulai pukul 19.30 WIB.
“Setiap orang pasti suka makan dan musik, dan bagi anak-anak muda musik adalah media kampanye yang paling populer. Maka kami ingin mengadakan Konser Kedaulatan Pangan ini, disini kita bisa bertemu kawan-kawan dengan semangat yang sama untuk kemajuan negeri dan perbaikan alam kita bersama. Berbagai macam pesan, model pertanian alternatif, ataupun kritik terhadap serbuan pangan impor bisa disampaikan lewat musik dan lebih mudah dimengerti dalam bahasa kita anak muda. Di konser ini kita juga mengundang beberapa musisi terkenal seperti Navicula, Fadli Padi, dan lainnya yang peduli terhadap isu-isu pangan ini,” tutur Yuyun.
Untuk ikut berpartisipasi dalam malam kedaulatan pangan ini, anda bisa ikut berkontribusi disini atau disini.