JAKARTA. Serikat Petani Indonesia (SPI) mendeklarasikan Kawasan Daulat Pangan (KDP) tahap II secara daring dan luring, serentak di tiga provinsi, Sumatera Barat, Jambi, dan Jawa Timur mulai pagi ini (31/10).
Ketua Umum SPI Henry Saragih menyampaikan, acara ini adalah peresmian tahap kedua yang tahap pertamanya sudah dilakukan tahun lalu.
“Tahun lalu, kita deklarasikan di empat provinsi, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan,” kenangnya.
Henry menjelaskan, KDP adalah sebuah kawasan yang penduduknya menerapkan konsep kedaulatan pangan, melalui pemanfaatan semua sumber daya alam kawasan secara agroekologis dan integrasi oleh, dari, dan untuk rakyat untuk penyediaan pangan yang cukup, aman, sehat dan bergizi serta berkelanjutan; dan berdampak pada berkembangnya ekonomi kawasan yang mensejahterakan rakyatnya.
“Ini adalah solusi SPI dari sistem food estate yang saat ini dijalankan pemerintah,” tegasnya.
Henry menjelaskan, dari segi undang-undang, KDP didukung oleh UU Pokok-Pokok Agraria no.5/1960, UU Pangan no.18/2012, UU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani no.19/2013, UU Hortikultura no.13/2010, UU Peternakan dan Kesehatan Ternak no.18/2009, UU Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan no.41/2009 dan UU Koperasi no.12/2012 berikut peraturan turunannya.
“Di level internasional KDP didukung oleh adanya Deklarasi PBB tentang Hak Asasi Petani dan Orang yang Bekerja di Perdesaan (UNDROP),” sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kusnan, ketua panitia acara ini menjelaskan KDP memiliki beberapa prinsip. Pertama, pelaku utama pertanian adalah keluarga petani dan / atau koperasi dan / atau negara. Kedua, tanah, air dan benih dikuasai secara setara oleh masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Ketiga, produksi pertanian dijalankan dalam skala kecil.
“Keempat, model produksi pertanian menggunakan model pertanian agroekologi. Kelima, proses pasca panen pertanian dilaksanakan dalam skala kecil dan menengah. Kelima, distribusi hasil pertanian dijalankan dalam jarak dekat dan menengah dan / atau pasar lokal / territori,” kata Kusnan dari Ponorogo, Jawa Timur.
“Acara ini sekaligus menjadi puncak peringatan Hari Pangan Sedunia 2021 yang dilakukan oleh SPI,” sambung Kusnan yang juga Ketua Pusat Perbenihan Nasional (P2N) SPI.
Apresiasi
Ageng Herianto dari FAO (Badan Pangan Dunia) Indonesia yang turut hadir dalam acara ini mengapresiasi SPI atas inisiatifnya yang sangat bermanfaat untuk meletakkan dan memulai kedaulatan pangan di wilayah-wilayah anggotanya.
“SPI memberikan kontribusi pertanian di indonesia melalui perubahan transformasi sistem pangan yang lebih inklusif, memberi manfaat yang lebih baik kepada kaum tani. Saya berharap agar KDP ini direkam secara detil perkembangannya, bukan berdasarkan cerita, tapi berdasarkan fakta, ada rekam jejaknya, agar kontribusinya tetap tercatat dalam tinta emas perkembangan pertanian kita,” katanya.
Zainal Arifin Fuad, mewakili La Via Campesina (Gerakan Petani Internasional) menyampaikan, KDP yang menerapkan agroekologi sebagai model pertaniannya diharapkan bisa membuktikan agroekologi sebagai alternatif model pertanian yang diwariskan oleh revolusi hijau yang terbukti sudah gagal.
“Agroekologi membuat petaninya berdaulat, lepas ketergantungan dari input kimia perusahaan, mengembangkan pertanian yang ramah lingkungan. La Via Campesina mengapresiasi inisiatif SPI ini,” katanya.
Kawasan Daulat Pangan
Desa Manuk, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, adalah lokasi KDP pertama yang diresmikan hari ini. Di sini petani SPI mampu memproduksi 720 ton GKP padi per tahun dengan rata-rata panen 6-8 ton padi per hektare.
“Untuk jagung, produksi per tahunnya mencapai 480 ton,” kata Nurhadi Zaini, Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) SPI Jawa Timur.
Nurhadi menerangkan di KDP ini memiliki populasi sebanyak 1.700 jiwa dengan luasan lahan sekitar 60 hektare.
“Untuk benih yang digunakan sudah 100 persen menggunakan benih lokal yang ditangkarkan petani, untuk padi kita menggunakan benih SPI20 dan SPI21, untuk jagung menggunakan benih sukmaraga,” jelasnya.
KDP kedua yang diresmikan hari ini berlokasi di Nagari Aia Gadang, Kecamatan pasaman kabupaten Pasaman Barat. Sumatera Barat.
Rustam Effendi, Ketua DPW SPI Sumatera Barat menyampaikan, KDP ini didukung penuh oleh masyarakat lokal dan pemangku adat di daerah tersebut.
“Kita mengundang para datuak dan bundo kanduang sebagai pemangku adat untuk melakukan panen bersama sebagai simbolis peresmian acara ini,” katanya.
Rustam menjelaskan, KDP yang diresmikan tersebut terdiri atas 40 hektare lahan pertanian tanaman pangan.
“Ini tantangan sendiri, karena di Pasaman Barat sendiri didominasi oleh tanaman perkebunan seperti sawit, hampir tidak sawah dan irigasi. Untuk berdaulat pangannya, petani di sini menanam padi ladang atau padi gogo. Untuk benih 90 persen benih lokal, dan untuk distribusinya dikelola oleh Koperasi Petani Indonesia (KPI), koperasinya SPI,” paparnya.
Sementara itu, Jambi merupakan provinsi ketiga yang meresmikan KDP hari ini. Ketua DPW SPI Jambi menerangkan, lokasi KDP berada di Desa Kasang Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi.
“KDP di sini mulai kita kelola dengan lahan sekitar 10 hektar dengan menanam sayur-sayuran, buah-buahan, dan umbi-umbian. Benihnya menggunakan benih lokal, yang didistribusikan melalui koperasi,” tutupnya.
Acara ini sendiri dihadiri oleh perwakilan petani SPI dari seluruh Indonesia secara daring melalui aplikasi Zoom. Sementara di masing-masing KDP diselenggarakan secara luring dengan mengundang pihak pemerintahan setempat, mahasiswa, akademisi, dan lainnya.
Kontak Selanjutnya:
Henry Saragih – Ketua Umum SPI – 0811 655 668
Rustam Effendi – Ketua SPI Sumatera Barat – 0812 6724 131
Sarwadi Sukiman – Ketua SPI Jambi – 0812 6624 4251
Nurhadi Zaini – Ketua SPI Jawa Timur – 0813 3130 4101