MEDAN. Ratusan petani anggota Serikat Petani Indonesia (SPI) Wilayah Sumatera Utara (Sumut), akademisi, anggota ormas dan LSM yang ada di kota Medan serta mahasiswa mengikuti diskusi publik yang dilaksanakan oleh Badan Pelaksana Wilayah (BPW) SPI Sumut dalam rangka peringatan hari ulang tahun (HUT) SPI ke-12, selasa (03/08) bertempat di Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU). Diskusi ini mengambil tema mencari solusi atas penyelesaian kasus sengketa tanah di Sumatera Utara.
Wagimin, Ketua BPW SPI Sumut menjelaskan tema yang diangkat dalam diskusi publik ini bersentuhan langsung dengan sebagian besar petani anggota SPI Sumut.
“Tema ini sengaja diangkat mengingat terdapat ratusan ribu kasus konflik agraria di Sumatera Utara yang belum terselesaikan, sehingga perlu dicari satu solusi untuk memecahkan persoalan tersebut” ungkap Wagimin dalam sambutannya pada pembukaan diskusi publik ini.
Diskusi dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diisi oleh Wagimin, Ketua BPW SPI Sumut, Hasim Purba, dosen Fakultas Hukum USU, dan R. Sodikun selaku Kabid II Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sumatera Utara.
Salah seorang peserta diskusi, Maulina Ketua Badan Pelaksana Basis (BPB) SPI Simpang Kopas mengakat kasus PT Jaya Baru Pertama yang sedang berkonflik dengan petani anggota Basis Simpang Kopas Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan, Sumut.
“PT Jaya Baru Pertama jelas tidak memiliki HGU tetapi mengapa mereka tetap diperbolehkan menguasai lahan seluas 600 Ha” ungkapnya.
Pada sesi kedua, menghadirkan narasumber Kepala Biro Politik Hukum dan Keamanan BPW SPI Sumut, Syahmana Damanik dan Dosen Departemen Ilmu Politik FISIP USU, Faisal Andri. Sesi kedua membahas bagaimana peranan mahasiswa terhadap isu-isu kerakyatan terutama mengenai konflik agraria yang dihadapi oleh petani.
Selain mengadakan diskusi publik, perayaan HUT SPI di Sumut juga diisi dengan bazaar dan pameran. Kegiatan bazar dan pameran bertujuan untuk memperkenalkan kepada publik produk pertanian dan produk olahan yang dihasilkan oleh petani anggota SPI Sumut.