Serikat Petani Indonesia (SPI) mengembangkan System of Rice Intensification (SRI), di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) di Bogor, Jawa Barat. SRI merupakan metode bertani padi sawah dengan menggunakan teknologi berkelanjutan yang bisa memberikan hasil produksi lebih tinggi.
Dengan sistem ini,penggunaan air bisa dihemat sampai dengan 50 persen. Kebutuhan input lainnya, seperti pupuk dan pestisida kimia juga lebih sedikit dibanding cara konvensional. Tercatat SRI telah meningkatkan hasil dari 5,6 ton/ha menjadi 9,5 ton/ha. Dibeberapa wilayah Indonesia seperti Indramayu dan Ciamis (Jawa Barat).
SRI Organik yang diterapkan di Pusdiklat SPI, adalah metode penanaman padi tanpa menggunakan bahan kimia dan pestisida, sehingga berperan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan dan sehat untuk dikonsumsi. Keunggulan padi SRI Organik antara lain, dapat menghemat biaya produksi yang berupa komponen biaya bibit dan pemakaian air, ramah lingkungan karena tidak ada pemakaian toksin dan sintetis, serta memiliki produktivitas tinggi. Pengembangan SRI juga dapat menurunkan emisi gas metan, mengurangi emisi gas CO2 akibat pembakaran jerami, mereduksi pencemaran tanah, dan air dari pupuk kimia, dan residu pestisida.
Serikat Petani Indonesia (SPI) telah mencanangkan program SRI di pusdiklat-pusdiklat pertanian berkelanjutan yang tersebar di berbagai wilayah. Harapannya, dengan pengembangan SRI secara luas, akan mengurangi ketergantungan petani terhadap input eksternal pertanian.