Merintis pertanian berkelanjutan, ruang belajar bagi petani

Setelah hampir 6 bulan pasca wisuda, satu persatu alumni sekolah lapang, Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Serikat Petani Indonesia  (Pusdiklat SPI), kini tengah merintis pendirian demplot pertanian berkelanjutan. Demplot-demplot tersebut tersebar di beberapa wilayah asal peserta sekolah lapang, seperti Kudus, Yogyakarta, Nusa tenggara Barat, dan Jambi.

Demplot atau demo plot pertanian berkelanjutan merupakan, sebuah bentuk sederhana (ukuran dalam skala kecil) dari sistem dan infrastruktur lahan pertanian, sebagai contoh penerapan pertanian berkelanjutan. Demplot tersebut dibangun sebagai model penerapan pertanian berkelanjutan yang aplikatif dan mudah diterapkan oleh keluarga tani.

Bagi petani anggota SPI, pendirian demplot ini bertujuan sebagai tempat belajar petani mengenai pertanian berkelanjutan, dan menjadi ajang latihan bagi calon-calon pengelola Pusdiklat pertanian berkelanjutan. Selain itu, demplot berfungsi sebagai tempat uji coba penerapan pertanian berkelanjutan yang sesungguhnya, dimana, didalamnya terdapat berbagai uji coba teknologi pertanian. Selanjutnya, pendirian demplot ini juga menjadi langkah awal untuk, pembangunan Pusdiklat pertanian berkelanjutan yang memiliki skala dan fungsi kerja yang lebih besar.

Salah satu  yang sudah didirikan adalah, demplot pertanian berkelanjutan di desa Kutuk, kecamataan Udaan, Kudus. Demplot seluas 1 hektar ini, terletak di daerah perbatasan kabupaten Kudus dan Pati. Status tanah yang masih berupa tanah sewa, tidak menyurutkan semangat keempat pengelola demplot yang diketuai oleh Nurahmadi, salah satu alumni sekolah lapang Pusdiklat SPI, untuk mengaplikasikan dan membagi ilmunya dengan petani sekitar.

Selama dua bulan usia demplot ini, telah mengadakan beberapa kegiatan diantaranya, penyemaian penanaman semangka, pembuatan pupuk organik cair dan padat. Adapun bahan-bahan pembuatan pupuk organik ini, diperoleh dengan memberdayakan kotoran ternak yang dimiliki oleh anggota SPI di Kudus.

Sejauh ini, tanaman yang dibudidayakan baru terbatas pada semangka. Hal ini dikarenakan, masih dibutuhkannya adaptasi kecocokan tanah, dan musim, serta kondisi lapangan. Kedepannya, demplot ini akan dikembangkan dan dipersiapkan untuk menjadi Pusdiklat SPI.

ARTIKEL TERKAIT
Muscab SPI Pasaman: Bersama Mewujudkan Kedaulatan Pangan
Aksi SPI Kabupaten Kuningan Menyikapi Pilpres
Kedaulatan Pangan, Jalan Keluar Krisis Pangan Indonesia Kedaulatan Pangan, Jalan Keluar Krisis Pangan Indonesia
Sesi ke-36 Dewan HAM PBB: Draft Deklarasi Hak Asasi Petani d...
BERIKAN KOMENTAR ...

INFO TERBARU