Metode Penanaman SRI Organik: Panen Melimpah, Biaya Murah (bagian 2)

BOGOR. Jika sebelumnya kita sudah membahas beberapa keuntungan dari menanam padi dengan metode organik, saat ini kita akan membahas mengenai tata cara penanaman metode SRI itu sendiri.

Berikut ini penjelasan dari Susan Lusiana, selaku penanggung jawab Pusdiklat Nasional Serikat Petani Indonesia (SPI):

Budidaya tanaman dimulai dari teknik pemilihan benihnya. Pemilihan benih ini dimaksudkan supaya kita menanam benih yang benar-benar baik. Untuk mengecek baik tidaknya benih bisa dilakukan dengan menguji benih dalam air, benih yang baik adalah benih yang tenggelam, sementara itu benih yang mengapung adalah benih yang kurang baik, biasanya benih yang mengapung adalah benih yang kopong ataupun benih yang telah tumbuh.  Untuk memastikan benih yang tenggelam tersebut benar benar baik, maka uji kembali benih tersebut dengan memasukannya kedalam air yang sudah diberi garam. Larutan air garam yang cukup untuk menguji benih adalah larutan yang apabila dimasukkan telur, maka telur akan terapung. Benih yang baik untuk dijadikan benih adalah benih yang tenggelam dalam larutan tersebut. Benih  yang telah diuji lalu direndam dalam air biasa selama 24 jam kemudian ditiriskan dan diperam 2 hari dan  kemudian disemaikan pada media tanah dan pupuk organik  selama 7 hari. Setelah umur 7-10 hari benih padi sudah siap ditanam

Untuk pengolahan tanah pada penanaman  padi metode SRI tidak  terlalu berbeda dengan cara pengolahan tanah untuk tanam padi cara konvesional yaitu dilakukan untuk mendapatkan struktur tanah yang lebih baik bagi tanaman, terhidar dari gulma. Pengolahan dilakukan dua minggu sebelum tanam dengan pembajakan mekanik, sampai terbentuk struktur lumpur. Permukaan tanah diratakan untuk mempermudah mengontrol dan mengendalikan air. Pembajakan biasanya dilakukan hingga 3 kali.

Sementara itu, pemberian pupuk pada SRI diarahkan kepada perbaikan kesehatan tanah dan penambahan unsur hara yang berkurang setelah dilakukan pemanenan. Kebutuhan pupuk organik pertama setelah menggunakan sistem konvensional adalah sekitar 10 ton per hektar dan dapat diberikan sampai 2 musim taman. Setelah kelihatan kondisi tanah membaik maka pupuk organik bisa berkurang disesuaikan dengan kebutuhan. Pemberian pupuk organik dilakukan pada tahap pengolahan tanah kedua agar pupuk bisa menyatu dengan tanah.

Sistem tanam metode SRI tidak membutuhkan genangan air yang terus menerus, cukup dengan kondisi tanah yang basah. Penggenangan dilakukan hanya untuk mempermudah pemeliharan. Pada prakteknya pengelolaan air pada sistem padi organik dapat dilakukan sebagai berikut

  1. Pada umur 1-10 HST tanaman padi digenangi dengan ketinggian air rata-rata 1 cm, kemudian pada umur 10 hari dilakukan penyiangan. Setelah dilakukan penyiangan tanaman tidak digenangi. Untuk perlakuan yang masih membutuhkan penyiangan berikutnya, maka dua hari menjelang penyiangan tanaman digenang.
  2. Pada saat tanaman berbunga, tanaman digenang dan setelah padi matang susu tanaman tidak digenangi kembali sampai panen.

Untuk mencegah hama dan penyakit pada SRI tidak digunakan bahan kimia, tetapi dilakukan pencengahan dan apabila terjadi gangguan hama/penyakit digunakan pestisida nabati dan atau digunakan pengendalian secara fisik dan mekanik.

 

ARTIKEL TERKAIT
Komnas HAM kunjungi lahan sengketa petani anggota SPI Damak ...
Penyegeraan Penyelesaian Sengketa Agraria di Sumatera Barat
Peringatan hari HAM di Damak Maliho
Hari Hak Asasi Petani Indonesia:  Refleksi 5 Tahun UU Perli...
3 KOMENTAR
  1. semoga cepat terlaksanan swasembada padi

  2. oja berkata:

    kurang jelas mengetnai tanaman padi karna perjelasannya tidak sampai ke panen hanya sampai penanaman bibit saja

  3. muhilal ashar berkata:

    asiiikkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk

BERIKAN KOMENTAR ...

INFO TERBARU