BOGOR. Badan Pelaksan Pusat (BPP) Serikat Petani Indonesia (SPI) bekerjasama dengan Pusat Perbenihan SPI dan Indonesia Center for Biodiversity and Biotechnology melaksanakan Pelatihan Benih Nasional dengan tema “Merebut Kembali Kedaulatan Benih untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan” di Situgede, Bogor, Jawa Barat.
Acara yang berlangsung selama tiga hari ini (16-18 Desember 2010) diikuti oleh puluhan peserta yang terdiri atas para petani penangkar benih dari SPI se-Indonesia, akademisi, serta ahli benih.
Dalam sambutannya, Ali Fahmi yang mewakili BPP SPI mengungkapkan bahwa Pelatihan Benih Nasional ini merupakan langkah progresif yang dilakukan SPI untuk merebut kembali kedaulatan benih oleh petani kecil untuk mewujudkan kedaulatan pangan.
“SPI memberikan jaminan penuh untuk anggotanya yang melakukan kreatifitas penangkaran benih” ungkap Ali Fahmi yang juga Ketua Departemen Penguatan Organisasi SPI ini.
Ali menambahkan bahwa saat ini tidak cukup bagi petani dengan hanya menjadi penangkar, tetapi petani juga harus mengerti hukum dan politik perbenihan nasional dan internasional.
“Kita tidak mau lagi kasus yang pernah menimpa petani di Kudus pada beberapa dekade silam terjadi lagi, dimana petani tersebut dipenjara dan didaftarhitamkan hanya karena tidak mau menggunakan benih milik pemerintah,” ungkap Ali.
Sementara itu, Dwi Andreas Santosa yang mewakili ICBB mengungkapkan bahwa acara ini cukup positif karena mampu mengkonsolidasikan kerja-kerja bersama antara petani, lembaga penelitian, akademisi dan ilmuwan untuk hak petani atas benih.
“Walaupun saya seorang akademisi lulusan salah satu kampus pertanian terbaik di Indonesia, saya tetaplah tidak lebih pintar dari petani. Oleh karena itu saya berharap terjadi simbiosis yang bermanfaat antara akademisi dan petani yang pastinya juga bermanfaat untuk kemajuan pertanian di Indonesia di masa yang akan datang,” ungkap pria yang juga berprofesi sebagai seorang pengajar di Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.
Titis Priyowidodo, Koordinator Pusat Perbenihan SPI menyebutkan bahwa dalam acara ini akan mendiskusikan berbagai materi penting tentang benih. Diantaranya, berbagi pengalaman tentang penggunaan benih lokal sampai benih hibrida, pelatihan dasar tentang pembenihan, hingga membahas kebijakan dan peraturan menyangkut perbenihan seperti UU Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) dan Sistem Budidaya Tanaman.
“Pelatihan ini juga membahas hak petani atas benih dalam International Treaty on Plant Genetic Resources on Food and Agriculture dan gerakan benih di dunia internasional,” ungkap Titis.
Seorang peserta muda asal Bogor mengungkapkan rasa antusiasnya untuk mengikuti pelatihan perbenihan nasional ini.
“Saya sangat senang acara seperti ini dilaksanakan, karena berisikan mengenai pengetahuan-pengetahuan teknis yang bisa langsung dipraktekkan ketika saya bertani,” ungkap Pandi yang juga pemuda tani SPI asal Bogor yang selama ini menangkarkan benih bayam, kangkung, dan lainnya.